"Sekarang duduk lah di sana!" perintah Ayahnya, menunjuk pada sisi sofa yang ada di samping ibunya.
Setelah semua terlihat hening dengan Vivian duduk di tempatnya dengan telinga yang terpasang mulai mendengar setiap ucapan Ayahnya.
"Sekarang katakan padaku yang sejujurnya! Apa kamu masih menjalin hubungan dengan Edward?"
Vivian diam, dia terlihat berhati-hati menjawab kata-kata ayahnya itu.
Sementara ibunya hanya mengusap lembut pada bahunya.
"Vivian …," ucap Ayahnya lagi membuat wanita itu mengangguk.
Ayahnya membuang napas singkat. "Bukankah sudah aku katakan untuk tidak berhubungan dengannya lagi, kenapa kamu masih juga melakukannya?" Intonasi Ayahnya bicara seperti bicara biasa, tidak terdengar membentak.
"Maafkan aku Ayah, tapi …, apa aku boleh bertanya sesuatu?"
"Apa?"
"Bukankah nanti aku akan dijodohkan dengan salah satu dari keluarga mereka, sedangkan mereka hanya punya Edward dan Arthur yang umurnya di bawahku? Jadi siapa yang sebenarnya akan dijodohkan denganku?"