Sudah beberapa hari semenjak kepulangannya ke Indonesia, hari ini dia ada di kantornya terlihat melamun, berpikir tentang kenangan yang tiba-tiba teringat di dalam kepalanya sejak beberapa hari yang lalu.
Tatapannya kosong, terlihat seperti menatap ke arah depan, menatap pada objek yang tidak jelas apa yang menarik perhatiannya begitu lekat.
"Kenapa tiba-tiba aku merindukannya? Rasanya ingin bertemu dan memluk tubuhnya, mencium sejenak aroma tubuhnya, benar-benar hanya itu saja yang aku inginkan."
Ketukan terdengar di pintu, Alvin terlihat masuk dan menghampirinya dengan membawa sebuah kantong belanja di tangannya.
Pria berkaca mata itu menghampiri meja Arthur dan meletakkan bingkisan itu di meja.
"Aku sudah membelinya, sesuai dengan perintah anda. Tapi … apa aku boleh tahu untuk siapa hadiah ini?"
Alvin benar-benar bingung, karena tadi Arthur tiba-tiba menghubungi dan memintanya membelikan sebuah merek parfum wanita.