Arthur menghempas napas berat. "Kamu wanita yang gila, tapi aku sangat mengakui keteguhan hatimu, bagaimana mungkin seorang wanita memohon untuk suaminya menikah lagi, apa lagi kita tidak punya masalah yang membuat kita saling membenci."
"Kenapa kamu tidak ingin menjawab apa yang aku tanyakan, apa kamu mau untuk menikah lagi?"
Arthur diam sejenak hingga iistrinya it uterus menodongkan pertanyaan yang sama berulang-ulang.
"Aku rasa sudah cukup Vivian, kita bicarakan saja ini besok ya, aku lelah dan harus istirahat." Arthur terlihat ingin bangkit tapi wanita ini menahannya.
"Berikan jawaban sekarang! Karena aku tidak ingin kamu mengabaikan permohonanku hingga pagi."
Arthur terlihat duduk kembali. Ia kemudian menyentuh kedua bahu istrinya. Pria ini mencoba menjelaskan dan memberikan pengertian.
"Sekarang aku tanya padamu, apa kamu rela melihatku tidur dengan wanita lain secara terang-terangan di depanmu?"
Vivian terdiam.