"Maafkan aku dan aku merasa prihatin untuk itu," ucap Eve lirih, dan masih tergambar jelas kesedihan yang tergambar di wajah Arthur.
Suasana menjadi sangat hening. Eve tampak bingung harus memberikan tanggapan apa lagi.
Wanita itu memecah kesunyian. "Sudahlah, aku rasa kita tidak perlu membahas masalah ini lagi," ucap Eveline tiba-tiba membuat pria itu mengangkat wajahnya dan kembali meraih kedua telapak tangannya lagi.
"Apa Artinya kamu memaafkan dan menerima semua fakta-fakta ini?" tanya Arthur.
Wajah wanita itu tampak datar. "Lalu aku harus apa? Aku rasa tidak ada yang bisa aku lakukan untuk merubah semua fakta ini."
"Aku rasa kalian cukup terluka karena aku."
Eve kini menghela napas panjang. "Aku rasa Vivian lebih menderita oleh fakta ini."
"Benar, aku merasa berdosa padanya tapi takdir tak daoat di ubah."
"Entah ini takdir atau pilihan, tapi jika boleh memilih aku berharap aku tidak pernah merusak hubungan rumah tangga orang lain," balas Eve dengan wajah yang ikut sayu.