Bersyukur bahwa dia tampaknya diam-diam memahami urgensinya, Maria menunjukkan jalannya.
Tangga besi tempa besar di serambi mereka hanyalah awal dari kekayaan keluarga. Saat menyusuri lorong yang menuju ke sebuah pintu, dia bisa mencium bau asap, mengetahui bahwa yang dia inginkan ada di sisi lain bahkan sebelum dia membukakan pintu untuknya.
Saat dia melihat underboss Caruso dengan sabar menunggu di belakang mejanya menatap nyala api pemantiknya, Dom bahkan tidak menyadari Maria pergi, menutup pintu saat dia keluar.
Tidak menunggu untuk diminta duduk, dia duduk di kursi di sisi lain mejanya.
"Bagaimana kamu tahu?" dia bertanya, berusaha menahan amarahnya.
"Tahu apa?" Lucca bertanya dengan dingin, menutup pemantik Zippo-nya.
Kali ini, dia gagal ketika suaranya keluar parau. "Tentang Katarina."
"Aku punya caraku—"
