Sekarang sudah seminggu sejak pengaturan dia dan Lucca dibuat, dan dia sudah terbiasa dengan jadwal tinggal di sana. Hari-harinya dihabiskan dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan sekolah, yang ternyata menyenangkan karena dia menghabiskannya sendirian. Yah, sesendiri yang dia bisa dengan Drago mengawasinya.
Ketakutannya untuk berada di sana berhenti, dan dia bahkan tidak bisa mengakuinya pada dirinya sendiri, namun sebagian dari dirinya sedang belajar untuk bahagia. Sejak bekas lukanya, dia mengkhawatirkan hidupnya, tidak hanya di sekolah, tetapi juga rumahnya. Takut hampir setiap saat dalam hidup Kamu selama bertahun-tahun adalah sesuatu yang dia harus tumbuh terbiasa, untuk menjaga kewarasannya. Dia hampir lupa bagaimana rasanya tidak merasa seperti itu.
