Laras keluar dari rumah Wijaya dengan senyum sumringah di wajahnya. Seolah ada sinar dan binar yang baru saja dia dapat dari dalam sana. Biasanya, ketika keluar dari rumah ini Laras selalu menampilkan raut wajah sendu nan kelam, tapi sekarang jauh berbeda. Itu semua karena berita yang disampaikan sang kakek terlanjur membuatnya melambung tinggi dan terlampau senang.
Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, awalnya Laras ingin langsung pulang saja, tapi ketika pikiran untuk menemui Panji terlintas, maka dia menyuruh supir yang mengantarnya untuk pergi ke kantor Yuni guna memberitahu berita gembira ini pada sang suami.
Kantor ini termasuk kantor yang sangat sibuk, apalagi jika masih pagi seperti sekarang. Tanpa perlu konfirmasi pada resepsionis, Laras melangkah menuju lift untuk sampai di ruangan Panji. Sesampainya di sana, Laras tidak langsung masuk. Melainkan menunggu di depan pintu yang sedikit terbuka.