Laras terbangun saat dia meraba bagian samping dan tidak ada Panji di sana. Meski matanya masih terasa sangat berat, Laras memaksakan diri untuk membuka mata lebar-lebar. Kantuk lebar menjadi pembuka saat dia menangkap ruangan berwarna pastel. Dia baru ingat kalau mereka memang tidur di kamar lamanya semenjak tadi malam. Kepalanya memang masih sakit, tapi tidak sesakit kemarin. Begitu juga perutnya, sudah tidak terlalu nyeri ketika dibawa untuk berdiri.
Laras berjalan perlahan menuruni tangga. Hidungnya sudah bisa mencium aroma bubur dari arah dapur. Sesampainya di dapur, dia bisa melihat Panji tengah mengenaka apron bergambar beruang dan topi cheff putih tinggi. Melihatnya, Laras menahan tawa.
"Kamu buat sendiri atau beli buburnya?" tanya Laras dengan tiba-tiba yang membuat Panji sedikit terlonjak karenanya.