"Maksudnya?" Tentu saja Gina mengernyit heran. Bisa-bisanya Widia meminta dirinya untuk bersedia dinikahi oleh Panji sementara laki-laki itu sendiri cinta mati pada istrinya. Widia ini sedang ngaco atau bagaimana?
"Tante takut, Gin. Tante takut banget kalau sampe Panji kehilangan banyak aset sekaligus fasilitas yang seharusnya jadi milik dia jadi hilang karena nggak bisa nurutin kemauan nenek sama kakeknya. Tante nggak akan rela, Gin. Panji udah bekerja keras dari awal, dari dulu dia nggak bisa apa-apa sampai sekarang apa-apa dia yang ngerjain. Tante bakal sakit hati kalau Panji nggak akan dapat warisan atau aset apa-apa." Widia menjelaskan. Dia mencoba mengurai benang kusut yang ada di kepalanya secara perlahan.
"Memangnya kalau Laras nggak bisa ngasih keturunan buat Panji, mereka akan diminta cerai?" tanya Gina dengan hati-hati.