Tidak ada yang berubah dari keduanya, hanya sikap Laras saja yang malah seperti meunjukan kalau dia sudah tidak mau lagi bersama Panji. Panji sendiri tidak tahu apa alasan Laras di balik sikapnya yang seperti sekarang.
"Kamu mau ke mana, Laras?" tanya Panji saat dia melihat Laras yang tengah mengunakan make up di depan meja riasnya. Perempuan itu sudah berdandan rapih pagi-pagi sekali. Pukul enam pagi adalah waktu yang ditujukan oleh jarum jam. Namun, Laras sudah siap dengan rambutnya yang sudah digerai indah dengan sentuhan curly di bagian bawahnya. Baju kemeja warna putih dan celana bahan yang sialnya membuat Laras jauh lebih cantik dari biasanya.
"Bukan urusan kamu," jawab Laras masih dengan menghadap kaca rias.
"Kalau kamu lupa, saya masih berstatus suami kamu sekarang." Panji menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Bersidekap menatap Laras yang sangat ia yakini sedang curi-curi pandang ke arahnya.