Ciuman mereka terlepas ketika Laras memukul pelan dada Panji sebab ia mulai kehabisan napas. Panji tersenyum tipis mendapati wajah Laras yang memerah. Entah karena malu atau sesak. Di atas ranjang, tubuh mereka saling menempel satu sama lain. Sangat dekat, hanya terhalang dengan baju yang mereka kenakan.
Mendengarkan cerita Laras mengenai Nindy adalah hal yang paling Panji tunggu setiap malamnya. Sebab, di saat-saat seperti inilah Laras akan bersikap manja padanya. Dia tidak akan mau melepas pelukan barang sedetik saja. Tentu hal ini membuat Panji senang bukan kepalang. Apalagi jika tatapan mata Laras sudah sayu, Panji hanya tinggal memajukan wajahnya untuk mengecup bibir mungil itu lantas mendaratkan ciuman yang lama di sana.
Ah! Bibir Laras itu sangat candu baginya. Rasanya manis, lebih manis daripada madu.