Riyan hanya bisa tersenyum miris mendengar jawaban Gina. Selalu seperti ini, perempuan itu tidak pernah mau menjawab secara jelas, kenapa dia berubah selama dua tahun belakangan ini. Walaupun tanpa dijelaskan juga Riyan sudah tahu. Tapi, apa salahnya jika dia ingin mendengar pengakuan langsung dari Gina.
"Gue emang tahu, karena lo cinta sama Panji kan?" Tanpa menjawab, Gina mengangguk.
"Secinta apa lo sama dia sampe rela jauhin gue yang bahkan nggak pernah ngelarang lo buat apapun?"
Pertanyaan Riyan layaknya angin lalu. Gina tidak pernah menghiraukan pertanyaan laki-laki itu. Sebab, sejauh ini, pertanyaannya selalu sama. Kenapa, kenapa dan kenapa. Sampai-sampai Gina muak mendengar pernyataan itu.
"Gue males jawab." Gina berkata demikian, yang membuat Riyan terdiam dan hanya bisa menatap kosong jalanan di depannya.