Laras sepertinya harus lapang dada karena bayangan mengenai pagi yang indah bersama Panji harus lenyap begitu saja karena kehadiran wanita tua dengan mengenakan pakaian khusus untuk berolahraga. Sepertinya dia tahu kalau pagi ini Laras ada kuliah pagi, sehingga Panji memiliki waktu sendirian sebelum berangkat ke kantor.
"Mau, ya, Panji? Temani Nenek jalan-jalan di sekitar taman komplek? Sudah lama kita nggak jalan berdua, Nenek kangen cerita-cerita kamu." Diana mulai memelas ketika raut wajah Panji sudah menunjukkan aura-aura penolakan. Dia tahu, cucu satu-satunya ini tidak pernah mau lagi berduaan dengannya dalam keadaan apapun, sebab Diana tidak akan tinggal diam. Dia pasti mengompori Panji agar melakukan hal-hal yang salah.
"Aku harus berangkat, Nek. Harus nganterin Laras juga. Maaf, ya? Lain kali mungkin bisa."