"Mah? Aku mohon sama Mamah, tolong setujuin tawaran ini. Semuanya bukan semata-mata karena aku masih cinta banget sama Laras, tapi ini memang menyangkut nasib perusahaan kita ke depannya. Bener apa kata Kakek, kita nggak bisa anggap remeh ancaman dari pihak Bu Diana. Beliau bukan orang sembarangan, Mah. Nggak mungkin beliau menawarkan hal ini kalau nggak menyangkut hal penting."
Entah sudah ke berapa kalinya Randi memohon-mohon pada Ratih agar wanita itu setuju dan mau menandatangani perjanjian yang telah dikirimkan oleh Diana. Tapi, memang pada dasarnya Ratih adalah wanita yang keras kepala. Dia enggan menyetujui apalagi untuk menandatangani selembar surat yang berada di hadapannya itu. Bahkan sampai kakek hendak melayangkan tamparan pada menantunya yang sangat keras kepala itu.
"Mamah nggak mau, Randi! Mamah nggak akan jual kamu hanya untuk segelintir saham itu." Ratih melayangkan alasan yang lain. Entah sudah berapa alasan yang ia lontarkan kali ini.