Randi lagi-lagi melihat arloji yang melingkar di tangan kanannya. Melihat jarum jam yang bergerak begitu cepat sampai tidak terasa kini malam sudah menjelang. Ramai sekali orang yang berlalu-lalang di malam hari. Entah untuk jalan-jalan semata atau memang sengaja untuk menikmati berbagai jajanan di pinggir jalan.
Namun, lain bagi Randi. Seharusnya sekarang ia berada di kost milik Winata, ketua himpunan. Sebab malam ini sudah ada jadwal untuk membahas salah satu proker besar bulan depan. Tapi, bukannya duduk manis di atas karpet bertemankan laptop juga keripik, Randi malah terjebak di salah satu restoran sepi pengunjung. Menunggu seseorang yang mengirimkan pesan singkat padanya tadi sore. Bodohnya, Randi malah mengiyakan. Tapi, sudah hampir lebih dari satu jam, orang itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.
"Kalau sepuluh menit lagi dia nggak dateng, lebih baik pulang." Randi meniatkan dirinya sendiri.