"Kamu mau ke mana?!" Nindy reflek berdiri dan menahan lengan Riyan tatkala laki-laki itu hendak beranjak pergi dari tempatnya.
"Sorry, tapi aku harus pergi. Gina butuh aku sekarang, tunggu dulu, ya? Nanti aku pasti balik ke sini."
"Nggak! Nggak boleh! Berapa kali kamu duain aku sama Gina? Dia kenapa lagi sekarang? Apa dia kecelakaan lagi dan gak ada yang jagain dia selain kamu?" tanya Nindy dengan sarkas.
Riyan berusaha melepas cengkeraman tangan Nindy di lengannya. "Nin, ini darurat. Aku harus pergi," katanya sembari masih berusaha kuat untuk terlepas dari Nindy.
"Kenapa dia? Jawab dulu," tekan Nindy.
"Lepas dulu, okay?" Riyan mulai menawar.
"Nggak akan aku lepasin sebelum kamu jawab, dia kenapa dulu? Kalau nggak terlalu penting, jangan pergi!!" Nindy paham betul tabiat Riyan. Jika sudah menyangkut pasal Gina, laki-laki itu pasti berubah menjadi pembohong.
"Nindy, please. Biarin aku pergi sebentar. Janji setelah selesai, aku bakal ke kamu lagi, okay?"