Meskipun di dalam hati merasa sedikit tersinggung, namun James hanya bisa tersenyum tipis saat mendengar perkataan dengan nada yang ketus dan kasar dari Kimberly Robbins, seorang wanita kaya yang sombong itu. James berusaha untuk tetap tenang, tidak terprovokasi dan tetap bersikap profesional sebagai seoang butler dari Richard Alexander. Karena pria berkaca mata itu mengetahui benar, bahwa tidak ada gunanya terpancing emosi.
James mencoba untuk menetralkan suasana dengan memberikan feed back positif kepada Kimberly Robbins.
"Saya hanya merasa senang sekali, karena anda sangat perhatian dengan keadaan Tuan Richard Alexander," ucap sang butler itu lagi.
Kedua mata coklat milik Kimberly membulat. "Benarkah?" tanya wanita seksi itu, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengar olehnya.
"Benar, Nona Robbins," balas James dengan sopan dan sangat meyakinkan. Dalam hal negosiasi dan berbicara atau merayu wanita James cukup piawai.
