Chereads / PRIA AROGAN / Chapter 3 - Adelio Anggoro

Chapter 3 - Adelio Anggoro

"APA?!!"

Uhuk!

Sendok di tangan Amalia terlepas saat tenggorokannya serasa tercekik dan butuh seteguk air untuk mendorong makanan yang tertahan di sana.

Sang pria pun langsung berdiri, menepuk-nepuk punggung Amalia lembut serta menyerahkan selembar tissue kepada gadis itu.

"Maaf membuatmu tersedak seperti ini!" ucap pria itu di dekat telinga Amalia yang sukses membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Sensasi seperti aliran listrik mengalir hingga membuat seluruh tubuhnya panas.

Amalia menggeleng. Sebelah tangan nya mengacung, mengisyaratkan dia tidak apa-apa.

"Tidak, Dok. Tidak. Tidak apa-apa," ucap gadis itu.

dr. Adelio Anggoro!! Apa yang ada di pikiranmu?

Amalia hanya berani membatin. Hidangan menggiurkan yang ada di hadapan nya terasa hambar. Pemandangan indah lereng bukit di depan sana, terasa biasa saja.

Amalia ingin cepat-cepat menghabiskan hidangan si depan nya, agar semuanya menjadi jelas.

Adelio tersenyum simpul saat kembali duduk di depan Amalia. Semua pikiran nya mengenai gadis ini memang benar. Amalia adalah wanita yang tepat. Polos. Ekspresif. Dan... mmmm...

montok.

Terus terang, wajah gadis itu sangat ... sangat ... menarik. Rambut ikal panjang, bola mata kecoklatan, wajah oval, body aduhai. Perfect. Tapi ya ...

Ehm.

Pria itu berdehem.

Amalia kembali terpaku karena deheman sang pria.

Ini saat nya!

Jantung nya berpacu kencang.

Matanya membulat. Menanti kalimat yang akan disampaikan pria sempurna itu.

Katakan! Katakan saja! Sorak Amalia dalam hati.

Adelio menarik napas. Dua sikunya bertumpu di atas meja, sementara jemarinya saling bertaut seraya tatapan nya terfokus pada wajah gadis yang tampak mulai memerah lagi itu.

"Maukah ..." suara Adelio begitu lirih.

Ia pun kembali menarik napas. Jantung nya juga mulai berpacu. Tidak menyangka kalau akan sesulit ini.

Amalia menelan ludah.

Mau.

Mau.

Jawab nya dalam hati. Seperti ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini.

Duh!

Sadar Amalia! teriaknya dalam benak nya. Jangan terlalu berharap. Bisa saja dokter Lio meminta untuk jadi mak comblang lagi seperti dulu.

Tapi... Tapi... Lia dan Lio. Cocok kan ya?

Bisik suara di kepala nya lagi.

Enggak!!

Jangan mimpi!!

Beberapa menit kembali berlalu dalam kesunyian hingga Amalia melihat akhirnya Adelio kembali membuang napas. Sepertinya rencana yang ada di kepala pria itu berubah lagi?

Ehem.

"Apa, Dok?" cicit Amalia dengan suara tercekik yang membuat nya sangat malu. "Mau dicomblangin sama siapa kali ini?" sambung nya sambil mengambil sendok baru, memulai kembali aktivitas menghabiskan makanan nya. Berpikir realistis adalah hal yang tepat saat ini. Meski tanda-tanda alam sudah mengarah ke satu tujuan.

Adelio membuang napas.

Bersandar pada sandaran empuk kursinya. "Kamu ... masih ingat aja! Itu kan masa lalu."

"Lha?! Kalo bukan. Apaan? Emang dokter Lio mau nembak aku, gitu?"

JRENG!!

Dua orang itu terpaku.

"Kalau iya. Apa kamu mau?"