Chapter 4 - Mayang

Dari kejauhan Mayang terkejut melihat Dara yang berlari ke arahnya.

"Dara?"

Lantas Dara menangis jatuh dipangkuan nya seraya menjerit histeris membuat Mayang panik dan kaget.

"Ra? Ada apa? Kenapa kamu nangis?" tanya Mayang heran.

Dara meremas pelan jemarinya guna menyalurkan resah yang perlahan hinggap.

"May ... tolong saya ... hiks ... hisk ... " isak Dara. Lalu dengan tergagap Dara menceritakan kejadian yang baru saja di alaminya.

"Apa?!" Mayang membelalak mendengar pengakuan sahabatnya Dara.

Bagaimana Donni bisa sekejam itu terhadap Dara.

Mayang lalu mengajak Dara masuk ke dalam rumah. Lalu Mayang memberinya segelas air minum agar Dara tenang.

Beruntung kedua orang tua Mayang sedang tak ada di rumah. Sehingga Dara bisa leluasa menceritakan kekecewaan nya terhadap Donni pada Mayang.

Namun belum sempat Dara meminum airnya. Donni tiba- tiba sudah berada di hadapan mereka berdua. Mayang tampak kaget melihat kedatangan Donni yang menerobos masuk ke rumahnya tanpa permisi.

Dengan wajah geram. Mayang langsung mengusir Donni saat itu juga.

"Kurang ajar! Bagaimana kamu bisa masuk ke rumahku? Dasar laki- laki bajingan! Pergi kamu dari sini!" pekik Mayang penuh amarah.

"Aku tak ada urusan sama kamu! Minggir!" balas Donni seraya mendekati Dara yang tengah duduk terdiam sambil terisak.

Dengan paksa Donni menarik tangan Dara untuk membawanya pergi. Tapi Dara menepis tangannya dan menjerit agar Donni menjauh darinya.

"Lepas! Aku tak sudi ikut denganmu! Pergi sana! Aku muak melihat wajahmu!" bentak Dara. Di dorongnya tubuh Donni dengan kuat membuat Donni jatuh melesak ke lantai.

"Ra! Dengarkan dulu penjelasan ku, ibumu yang memulai duluan, dia selalu merayuku," ucap Donni memohon sambil bangkit berdiri lalu mendekati Dara dengan wajah memelas.

"Munafik! Jangan dekati aku! Pergi kamu dari sini, mulai hari ini aku tak sudi melihat wajahmu!" kecam Dara.

Donni tak menyerah begitu saja. Dia terus membujuk Dara agar memaafkan kesilapan nya. Namun Dara tak bergeming dan terus memaki Donni dengan kasar.

"Hei! Brengsek! Kamu dengar tidak, Dara sudah tak sudi melihat mu! Sekarang pergi dari sini!" kecam Mayang membela Dara.

Mendengar perkataan Mayang. Donni menatap tajam ke arah Mayang dan menghela nafas keras. Kakinya segera melangkah ke arah Mayang dan mencengkram lengannya kuat, membuat Mayang meringis menahan sakit.

"Aku tak ada urusan denganmu, gadis bodoh!" bentak Donni. Kilat amarah tergambar jelas di wajahnya mendapati sikap arogan Mayang.

Sementara Dara terduduk lemah di lantai ruang tamu Mayang. Menyembunyikan wajahnya di kedua kakinya dan mendekap tubuhnya erat. "Kenapa kamu begitu tega denganku, Donni. Aku benar- benar membencimu," desis Dara.

Dara menatap ke arah Donni dengan tatapan dingin. Matanya sudah membengkak karena sejak tadi menangisi penghianatan yang baru saja di ketahui nya.

"Hubungan kita sampai disini. Aku harap kamu jangan ganggu aku lagi," ucap Dara dengan pandangan lekat. Suaranya masih serak.

Donni yang mendengar. Menghentikan gerakan dan menatap lekat Dara. " Apa maksud kamu?" Donni balik bertanya dengan pandangan yang sulit di artikan.

Dara tertawa kecil dan memilih beranjak bangkit. Dara segera melangkah ke arah Donni dengan wajah datar. Mengamati pria yang sangat di cintai nya dengan penuh rasa kecewa.

Apa sejak dulu aku memang tidak berarti apapun untukmu, Donni, bathin Dara dengan perasaan sedih.

"Aku bertanya, apa maksud ucapan mu, Dara?" ulang Donni dengan tatapan yang tak kalah dingin.

"Apa kamu tak punya perasaan, dia itu ibuku, dan kamu? Kamu itu seperti binatang!" teriak Dara dengan air mata perlahan kembali meleleh jatuh di pipi mulusnya.

"Berapa kali kamu tidur dengan ibuku dan selama itu kamu menghianatiku!"

"Jaga ucapan mu, Dara! Ibu mu yang memulai semua ini!" bentak Donni sembari melayangkan tangganya. Namun detik selanjutnya Mayang menghentikan aksi Donni dan meludahi wajah Donni saat itu juga. "Pergi kamu! Atau aku akan telpon polisi!" ancam Mayang sambil berkacak pinggang.

Mendapati sikap Mayang, Donni tersentak kaget. Sungguh berani gadis yang bernama Mayang itu.

Baru kali ini Donni di rendahkan oleh seorang gadis yang dengan sikap angkuhnya berani meludahi wajahnya. Donni menatap wajah Mayang dengan rahang mengeras sembari menyeka ludah Mayang yang mengenai pipinya. Merasakan kesal karena hinaan yang terlontar dari mulut Mayang.

Dara yang menyaksikannya menoleh ke arah Mayang tanpa berkedip. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Namun ada perasaan bangga pada Mayang. Donni memang pantas di perlakukan begitu. Mengingat perlakuannya yang keji terhadap dirinya.

"Kurang ajar! Aku akan membalas semua ini!" ancam Donni dengan sorot mata tajam memandang geram wajah Mayang.

"Aku tidak takut dengan ancaman mu! Sana pergi! Aku muak melihat wajahmu!" usir Mayang. Mengumpulkan semua keberaniannya Mayang mendorong tubuh Donni sampai pintu lalu menguncinya.

Mulut Donni menganga mendapati sikap kasarnya. Baru kali ini ada gadis yang berani membentak dan merendahkannya. Dengan mudah biasanya Donni menaklukan gadis manapun dalam hitungan menit. Tapi kali ini berbeda. Di mata Mayang Donni bagai seonggok sampah yang tak berguna. Harga dirinya terasa diinjak- injak oleh gadis yang bernama Mayang.

Dengan perasaan penuh dendam Donni menaiki motor Ninja nya dan berlalu meninggalkan rumah Mayang. Rasanya Donni ingin mencekik leher gadis yang telah menghinanya itu dan membuangnya ke laut yang paling dalam. Dia masih tak terima dengan perlakuan kasar Mayang.

Sebenarnya nama Mayang sering dia dengar dari Dara. Dan hari itu Donni baru melihat nya. Ternyata gadis yang bernama Mayang itu cantik dan ayu wajahnya. Tapi bibirnya begitu pedas.

Hari itu memang hari tersial dalam hidupnya. Dara memutuskan cintanya. Di lain sisi ada Mayang yang berani menginjak harga dirinya. Gadis itu sangat angkuh dan arogan. Donni tidak akan melupakan perlakuan Mayang begitu saja yang telah meludahi wajahnya.

Dengan mudah Donni bisa memikat setiap gadis di kampungnya. Dara adalah gadis yang ke sekian yang Donni kencani. Bukan hal sulit bagi Donni untuk mencari gadis yang lebih cantik dari Dara. Tapi ada satu hal yang tak Donni mengerti. Sepertinya hanya Mayang tidak tertarik dengan ketampanannya.

Donni adalah seorang karyawan swasta di perusahan pesawat terbang terbesar di kota Bandung. Prestasinya membanggakan di kantor. Donni termasuk karyawan yang cerdas di bidangnya. Dia merancang langsung pesawat jenis Boing. Dengan otak cerdasnya. Donni termasuk karyawan yang paling menonjol karena kecerdasannya. Tapi sayang. Donni sering bergonta ganti pasangan dan selalu mempermainkan hati para gadis.

Gadis manapun akan bertekuk lutut di hadapan Donni jika Donni mengeluarkan rayuan mautnya. Itulah mengapa Donni juluki penjahat kelamin di kampungnya. Tak sedikit korban gadis yang telah di gagahi nya. Termasuk Dara. Tapi anehnya para gadis tetap saja mau pada Donni mesti Donni menyandang sebutan Buaya darat.