Matahari baru saja bersinar cerah di ufuk timur, langit masih berwarna hitam ke biruan. Di bawah cakrawala yang indah ini terlihat Seorang Pemuda dengan rambut setengah panjang yang dia kuncir kebelakang.
Asap tebal beberapa kali dia semburkan, dengan raut wajah yang membosankan Dia menyusuri gang di depan nya, meskipun dia hanya menggunakan T-shirt tipis sama sekali tak ada ekspresi kedinginan yang dia tunjukkan, dengan celana hitam pendeknya dia terus menyusuri jalan hingga berhenti di depan sebuah toko buku yang berukuran sedang di depan gang.
"Hari yang sama, tanpa adanya sedikitpun gejolak"
Ucapnya sebelum merogoh saku celananya mencoba mencari sesuatu yang dia simpan di sana.
Mengambil kunci yang sudah tak asing baginya dia segera memasukkan kuncinya ke lubang pintu, membuka kenop dan dengan suara deritan dia masuk perlahan.
Sebelum dia masuk ke dalam dia juga sempat terdiam sebentar, memutar balik tubuhnya kemudian mengganti flat yang bertuliskan tutup di pintu tokonya, sebelum melangkah lebih jauh dia tak lupa melihat ke cakrawala yang tinggi sebentar dia menggumamkan kata yang tak masuk akal
"Apa yang akan kau lakukan jika kau memiliki kesempatan untuk kembali ke masa lalu" Ucapnya dengan penuh Nostalgia
Mengambil kembali pandangannya dia terlihat mendesah tak berdaya kemudian memulai aktivitas yang telah sering dia lakukan.
Namanya adalah Brian Caltur, Walaupun terdengar luar biasa, sebenarnya sama sekali tidak ada hal istimewa yang di wakili oleh namanya, satu satunya yang istimewa dari Brian adalah, dia merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang gagal atau biasanya mereka sebut dengan Losers.
Berumur 26 tahun, tanpa adanya belahan jiwa, tanpa adanya keluarga, teman, dan bahkan saudara.
Dia benar-benar orang yang menyedihkan, Tak peduli berapa banyak gelombang kehidupan yang dia lalui pada akhirnya dia tetaplah seperti ini.
Kehidupan nya yang menyedihkan ini juga berdampak besar kepada dirinya, mengubah segalanya, dari dulunya orang yang ceria dan optimis, hingga menjadi orang yang sinis dan dekaden seperti sekarang.
Setidaknya walaupun terlihat suram, Brian masih bersyukur memiliki sebuah toko buku kecil yang bisa menunjang kebutuhan hidupnya.
Duduk di meja kasir, Brian terlihat menguap sembari mulai mengangkat kedua kakinya ke atas meja, Mengambil Rokok di sakunya, dia hendak memulai aktivitas pribadinya.
Saat dia hendak meraih korek di mejanya, dia melihat sebuah buku aneh yang sebelumnya tidak ada di angsana
'Buku apa ini? mengapa aku tak pernah melihat nya sebelumnya? ' pikir Brian yang menertawakan dirinya sendiri, karena mungkin mengalami halusinasi.
Menggosok pelipisnya yang tak sakit, Brian ingin memastikan bahwa dirinya hanya berhalusinasi. Namun buku itu tetap berada di atas meja.
Melihat lebih dekat buku tersebut berjudul "Waktu" Membolak balikan buku di tangan nya, Brian sedikit berfikiran aneh.
Mengapa buku ini terlihat jadul?
Kemudian setelah puas mencari ada juga kejanggalan lain di buku ini, Selain judul Bahkan nama penulis, Deskripsi dll sama sekali tak tercetak di sampul buku.
Membuka lembaran buku berwarna kekuningan, entah mengapa Brian merasa sangat akrab dan nyaman, hingga pada akhirnya dia terhanyut ke dunia buku yang sedang dia baca.
Bersandar di kursi yang sudah tak lagi empuk, Brian tenggelam dalam mimpinya
'Apa yang akan aku lakukan jika kembali ke masa lalu?'
Pikir dia sebelum benar-benar tertidur.