Chereads / Kembali Ke Masa lalu / Chapter 2 - 2

Chapter 2 - 2

Mendengar suara bising di sekitarnya, tidur pulas Brian terganggu. Dengan kepala yang masih terasa sakit, Brian perlahan menggerakkan kelopak matanya.

Sejak kapan Toko Buku milikku se bising ini?

Tanya Brian yang masih dalam keadaan setengah sadar.

Ketika matanya benar-benar terbuka Brian kaget, karena di hadapan nya sekarang bukan lah sebuah rak buku yang familier, melainkan Sekerumunan Siswa dengan celana Abu-abu.

Melihat berbagai macam Senjata yang di tenteng para Siswa itu, Brian segera menyadari situasinya.

'Sialan, Tawuran!'

'Mengapa Aku berada di tempat seperti ini, di mana toko bukuku?' dan masih banyak lagi

Dengan memegangi kepalanya yang masih terasa sakit, Brian hendak berdiri dan meninggal lokasi Tawuran, namun ketika dia melihat tangan nya yang kecil dia terkejut dan juga menyadari, bahwa dirinya sendiri juga memakai seragam SMA.

Kemudian dengan banyak usaha akhirnya dia bisa mengingat beberapa hal, Jika Dia tak salah ingat, dahulu sekali waktu Dia masih sekolah di SMK Dia juga sering mengikuti Aktivitas menjijikkan seperti Tawuran ini. Lagipula dia tak mungkin melupakan masa lalunya yang berengsek itu.

Melihat sekeliling, dari Latar yang familier bahkan beberapa teman yang jelas masih dia ingat, Brian menyadari suatu hal. 'dia kembali ke masa lalu!'

Namun, situasinya sekarang tidak mengizinkan dirinya banyak berpikir, Satu-satunya hal penting yang harus dia lakukan sekarang adalah, segera menjauh dari kerumunan Siswa yang gila ini.

Saat Brian baru saja berdiri, dia merasakan tangan yang menarik bahunya dengan keras, kemudian dengan pengalamannya di kehidupan yang lampau, dia merasakan bahaya yang membuat punggung nya di penuhi oleh keringat dingin.

Dia melihat dari sudut matanya, bahwa setelah tangan itu membuat tubuhnya sedikit kehilangan keseimbangan, sebuah senjata tajam yang bersinar keperakan segera menyusul menepuk bahunya dari belakang.

"Terlambat!"Pikir Brian panik.

Bukkkk....

Ketika senjata tajam yang terlihat seperti parang tersebut mengenai bahunya, efek visual Darah yang berceceran yang dia pikirkan sama sekali tak terjadi saat ini.

Brian sedikit bingung

Bagaimana situasinya?

Bukannya ini parang?

mengapa berasa seperti besi tumpul?

Jangankan Brian, bahkan anak SMK yang menyerang nya juga menjadi Linglung Sampai-sampai dia lupa menarik kembali senjata nya.

Bocah SMK: Ah!(゚ρ゚;

Apakah dia supermen?

Parang yang saya peroleh dengan harga mahal dari Dukun fenomenal, sama sekali tak mempan!

Meskipun bingung, kondisi mental Brian sendiri sangatlah Dewasa, dengan kemampuan bertarung nya yang masih dia ingat dengan jelas dari masa lalunya, Brian segera memutar kaki, meraih pergelangan tangan sang penyerang kemudian Dia sedikit memutarnya.

"Ahhhhhhhh"

Teriak Siswa tersebut saat merasa tangannya sakit ketika di pelintir oleh Brian, hingga dia menjatuhkan Parang yang paling dia bangga kan.

Dengan ego nya yang sangat matang, setelah melihat Senjata lawan terjatuh, Brian tak berniat melanjutkan hal bodoh ini.

Menepuk sebentar pundak lawan, Brian berbisik pelan

"Nak, lain kali, jangan ulangi hal-hal bodoh seperti ini, karena sama sekali tak berguna"

Ucap Brian mencoba memberikan saran kepada anak tersebut agar Stop Tawuran.

Sayang sekali bahwa Brian tak mengetahui kalau saja Anak di depan nya salah paham dengan apa yang dia katakan.

Setelah episode kecil itu, Brian langsung berlari ke pinggiran Jalan, berniat segera meninggal kan tempat Biadab ini, dan segera mencari tau situasi yang di alami nya.

Ketika dia baru saja melompati Gorong-

Gorong yang berada tepat di pinggiran jalan, dia melihat sesuatu terlihat seperti anak SMA yang tergeletak tepat di dalam nya. Menghentikan langkah nya Brian terkejut!

Karena, anak yang tergeletak itu terlihat seperti temannya dulu. jika dia tak salah ingat namanya Liam. Namun yang membuat nya terkejut bukan karena itu, melainkan Darah yang berceceran di sekitar tubuh Liam

"Berengsek"

Kutuk Brian.

Walaupun dalam hidup nya dia sangat membenci Tawuran, namun dia tak bisa meninggal kan orang yang membutuhkan pertolongan, apalagi jika orang itu adalah teman nya. Meskipun Sudah tak terhitung beberapa kali dia melihat orang mati dengan kedua mata kepalanya sendiri.

Dia masih lah seorang manusia.

Dengan keputusan dari hatinya. Brian membulatkan tekatnya untuk membawa Liam ke rumah sakit terlebih dahulu, tetapi hal itu tidak lah mudah.