09.00 malam Renata masih nongkrong di sebuah kedai kopi. Dia begitu sangat frustasi sekali menghadapi bosnya yang susah dihubungi. Dia merasa bosnya sudah berubah semenjak bertemu dengan seorang perempuan yang dipungut dari Jalan. "Kenapa sih si Zafran itu lebih peduli dengan perempuan itu?" Dia mendengus dengan sangat kesal sekali karena dia sama sekali tidak terima. Dia selalu saja di abaikan oleh Zafran akhir-akhir ini. Bahkan sikap Zafran benar-benar sangat berbeda sekali dari sebelumnya. "Kenapa sih dia benar-benar menyebalkan sekali?!" Dia terlihat mengomel-ngomel tidak jelas sama sekali dalam hati kecilnya sambil meminum Secangkir Kopi hangat yang dia pesan dari kedai kopi. Dia sudah minum hampir 10 cangkir kopi hitam. Ia tidak peduli dengan apapun yang akan terjadi. Dia merasa masih kesal sekali dengan kejadian itu.