"Hari-hariku begitu sangat sulit sekali untuk menghadapi duniaku. Bahkan aku merasa tidak percaya sama sekali Jika semuanya harus berjalan seperti ini. Seakan ragaku mulai menghilang seketika. Kenapa Tuhan menakdirkan aku dalam sebuah ujian seperti ini?" Terlihat begitu sangat jelas sekali wajah dari Tania. Dia benar-benar terburuk dalam sebuah kepedihan. Dia merasa diasingkan oleh kehidupannya sendiri. Berulang kali dia berusaha untuk tenang tapi dia malah gemetaran. Dia mulai mengendap-ngendap untuk mencari pintu keluar dari rumah sakit jiwa. Dia sama sekali tidak ingin untuk berada di rumah sakit jiwa itu untuk selamanya.