Semuanya terasa begitu sangat berat sekali ketika menjalani sebuah keadaan yang tidak pernah diinginkan. Seharusnya semuanya tidak pernah terjadi itulah hal yang telah dirasakan oleh Brahma.
Air mata itu pun telah terjatuh seketika. Bahkan alasan Sekar melakukan semua itu hanya sebatas agar Brahma membencinya benar-benar. Padahal dia sangat mencintai Sekar demi apapun juga.
Musim kemarau telah berlalu hingga keringnya tak tersisa sama sekali. Brahma merasakan perasaan yang penuh dengan kegersangan dalam hati kecilnya. Dia hanya dapat duduk terdiam sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dia duduk di sebuah kamar kecil tempat dia tinggal.
Brahma hanya membutuhkan pelukan dari seorang ibu yang dapat menghangatkan sebuah kasih sayangnya. Dia sangat menyayangi ibunya. Bahkan dia rela melakukan apapun demi ibunya.