Kedua langkah kaki Sekar telah sampai di depan pintu kamar hotel tempatnya menginap. Tangannya pun mulai meraih gagang pintu lalu membukanya perlahan-lahan. Dia melihat Brahma ada di balik pintu itu sambil tersenyum menatapnya.
Sekar pun langsung memeluk Brahma dengan sangat erat sekali karena dia dari tadi merasa bosan sekali. "Akhirnya kamu pulang juga, Brahma," ujarnya. Lalu dia menggiring Brahma untuk masuk ke dalam.
Sekar melihat wajah Brahma sedang tidak baik-baik saja. Namun dia tidak ingin terlalu banyak bertanya ketika suaminya baru saja datang.
"Bagaimana hari ini? Kenapa kamu pulangnya sangat cepat sekali? Biasanya kalau mendapat shift jam segini kamu pulang sedikit malam?" kedua mata Sekar condong ke Brahma. Dia berusaha untuk menerka nerka tentang apa yang sedang terjadi. Dia berharap semuanya baik-baik saja.
Sebenarnya Brahma ingin bercerita tentang Sebuah tawaran pekerjaan dari Alana. Namun dia tahu kalau Sekar sangatlah pencemburu terhadap beberapa deretan mantan kekasih dari Brahma.
"Apa kamu tadi sudah makan?" Tanya Sekar menatap wajah Brahma yang sudah duduk di sofa kamar hotel.
Brahma hanya menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana kalau kita makan malam?" tanya Sekar menatap Brahma.
Brahma hanya mengangguk mengiyakan.
"Kita makan di dekat dekat sekitar hotel aja. Katanya Di sana ada jualan sate kelinci yang enak. Aku pengen sekali makan sate kelinci karena udah lama juga aku tidak menikmati santapan tersebut." ujar Sekar menatap wajah Brahma yang terlihat tidak baik-baik saja sebenarnya. Namun dia tidak ingin mendesak suaminya itu untuk bercerita dan dia akan memberi jeda untuk suaminya.
" Sebaiknya kamu ganti baju dulu. Karena aku juga mau mandi sebentar. Setelah itu kita akan segera pergi makan malam bersama, " balas Brahma menatap wajah Sekar.
*
Alana mendengus sangat kesal sekali karena Brahma tidak pernah sama sekali peduli dengan dia lagi ada. Dia mulai menggeram dengan kesal sekali bahkan dia memporak-porandakan seluruh barang-barang yang ada di kamarnya. Dia benar-benar tidak terima sama sekali ketika Brahma benar-benar memutuskan menikah dengan Sekar.
" Aku sangat mencintai kamu Brahma! Tapi kenapa kamu tidak pernah melihat aku sekalipun? Kenapa kamu meninggalkan aku bersama di saat aku benar-benar mencintaimu dengan sepenuh hatiku yang terdalam? Tapi kenapa kamu malah menikah dengan perempuan itu dan itu bukan aku?!" kedua tangan alanna pun mengepal. Dia benar-benar tidak terima dengan sebuah takdir yang tertulis. Dia memang sangat keras kepala sekali-dia ingin sesuatu maka dia akan mengejarnya.
*
Di Cafe Jessica terlihat terdiam saja sambil menunggu beberapa teman-temannya. Sebenarnya dia sangat bosan sekali karena teman-temannya jam karet.
Jessica sudah memesan minumannya sambil duduk menikmati suasana Cafe. Dia juga tidak melihat Romlah yang biasanya datang lebih awal. " Sialan! ke mana nih anak-anak! Apa mereka mengerjai aku?!" dia menggumam dengan kesal sekali karena sudah hampir satu jam setengah dia menunggu di Cafe tempat mereka biasa berkumpul.
Romlah tanpa rasa bersalah. Dia terlihat hanya nyengir saja dan duduk di hadapan Jessica yang sudah dari tadi menunggu dia. "Ya ampun, Jess! Aku lupa banget kalau kita semua bakalan ada acara meet up di sini! Tadi aku ketiduran!"
Jessica sudah tahu alasan Romlah selalu saja begitu. Dia selalu mendengar lagu lama dari beberapa teman-temannya. Dia sudah terbiasa untuk datang awal tapi ternyata teman-temannya malah datang di jam karet. Satu persatu temannya mulai datang dan duduk tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Brahma hari ini tetap absen karena kamu tahu,kan? Bagaimana hangatnya seorang pengantin baru?" Hendro menatap Jessica yang terlihat tersenyum kecut kepada dia. Dia tahu apa yang telah dirasakan Jessica karena dia terlalu lama menunggu mereka semua.
" Aku udah tahu kalau bernama tidak akan pernah mungkin datang kumpul bersama kita semua. Tapi yang aku heran dengan kalian yang selalu saja datang di jam karet. Bener-bener kalian itu keterlaluan sekali ngerjain banget!" Jessica pun mulai mengaduk-ngaduk minumannya dengan kesal sekali melihat tingkah laku beberapa temannya yang datang di jam karet. Padahal dia sudah menyempatkan diri untuk datang lebih awal.
Kemudian Jessica benar-benar terlihat menatap wajah mereka semua tanpa rasa bersalah sama sekali karena datang terlambat di acara meet up.
Hendro malah tersenyum tipis. Lalu dia  memasangkan beberapa minuman untuk beberapa teman-temannya yang berada di sana.
Gea terlihat sangat sibuk sekali dengan ponselnya. Dia seperti biasa selalu saja memiliki beberapa deretan para buaya.
" Haduh! Pawang buaya!" Romlah mulai membolehkan kedua bola matanya sambil menatap Gea yang terlalu sibuk membalas beberapa chat dari cowok yang sedang dekat dengannya.
" Ya nggak papa dong Romlah! Lagian masih muda harus menikmati aja!" balas Gea dengan tersenyum.
" Gila bener ya kalau nggak ada Brahma pasti bakalan sepi!" celetuk dari Hendro.
" Ya mau bagaimana lagi Hendro! Sebaiknya kamu cari aja perempuan untuk kamu nikahi segera! Tapi itu kalau kamu nemu!" ujar Jessica dengan tersenyum kecut ke arah Hendro.
"Udah lah gimana kalau kalian berdua itu jadian aja biar nggak ada yang bertengkar di sini? "Celetuk dari Gea sambil membalas beberapa pesan chat.
" Sial! Mana mungkin aku dengan Hendro? "Jessica tidak terima sekali ketika dia dijodohkan dengan sosok Hendro yang sangat menyebalkan sekali dalam kehidupannya. Lelaki itu kadang-kadang membuat kepala Jessica makin mumet. Karena sikap lelaki itu benar-benar bawel dan cerewet sekali. Bahkan tukang ngambek sekalian.
"Nggak ada ceritanya ya kalau kucing dan anjing itu bersatu Yang ada malah jadi perang dunia ke-2! Kalaupun mereka bersatu itu namanya ya mukjizat dan keajaiban!" Celetuk Zein menatap Jessica dan Hendro yang terlihat benar-benar seperti kucing dan anjing yang selalu saja tidak pernah damai.
" Dia kamus aku nggak akan pernah ada kalau seorang Jessica menyukai lelaki yang suka memakai baju tembus bahkan warnanya aja seperti Nutrisari jeruk peras," ujar Jessica sambil menatap layar ponsel hp-nya yang sedang ada notif chat WhatsApp masuk. Dia melihat chat itu berasal dari beberapa temannya.
" Bagaimana kalau kita kawal mereka berdua hingga menuju ke pelaminan? " Usul Zein.
" Astaga! Mulut kamu pengen aku laminating!" Ketus Jessica menatap Zein dengan kesal sekali.
" Aku setuju banget kalau kita kawal mereka hingga menuju ke pelaminan. Pasti bakalan seru kalau seorang Jessica bersatu dengan Hendro!"Celetuk Gea.
" Sialan banget kalian itu! Mana mungkin aku bersama dengan seorang cewek yang mulutnya benar-benar seperti mercon?!" Ujar Hendro.
"Mana mungkin juga aku bersatu dengan cowok yang mulutnya seperti sambel korek! Jadi nggak akan pernah mungkin kita itu bersatu! Kita itu bagaikan air dan minyak jadi selalu berlawanan!" Timpa Jessica dengan menemu sangat kesal sekali.