Siang itu di kedai kopi. Gladys sedang membuat racikan kopi spesial untuk disajikan kepada beberapa pengunjung yang sudah memesan. Sementara dia melihat ada sosok Brahma yang sedang duduk di sana.
Kegalauan hati itu mulai terasa menggeliat. Tatapan kedua mata itu saling menyentuh satu sama lain. Tapi sepatah kata itu takkan pernah bisa untuk terucap sama sekali. Semuanya terasa begitu berat sekali ketika sebuah pertemuan itu terjadi.
"Mbak Gladys, sebenarnya itu suka ya sama dia?" Tanya Paijo menatap wajah Gladys yang sedang meracik kopi latte.
"Kamu apaan sih Paijo. Datang-datang udah asal ceplas-ceplos aja ngomong. Mana mungkin aku menyukai dia yang merupakan sahabatku sendiri." Kata Gladys mencoba untuk menepiskan kata-kata dari Paijo.
