Pria tampan itu terus menatap wajah istrinya tanpa sedetik pun dia mengalihkan pandangannya. Hatinya ikut terluka ketika melihat wajah terluka yang ditunjukkan oleh pria tersebut. Hatinya ikut merana ketika dia ditunjukkan pada sesuatu yang ada di hadapannya. Semua itu menjadi bahasa tersembunyi di dalam hati pria itu.
Zafira menyerahkan buah-buahan kepada suaminya. Wanita tersebut masih diam seribu bahasa. Tidak sepatah kata pun terlontar dari lisan nya. Seakan-akan dia masih menyimpan luka. Namun tiba-tiba zafran memegang tangan wanita tersebut. Zafira kesulitan untuk menarik tangannya dari genggaman tangan sang suami. Dia kemudian menatap wajah pria tersebut.
"Apakah kamu marah?" pemuda tampan itu bertanya kepada istrinya. Zafira menundukkan kepala dia kembali mencoba menarik tangannya.