Tidak ada satu orang pun yang bisa membantah bahwa suami dan anak hanyalah titipan yang dititipkan sementara kepada setiap seorang istri dan kepada setiap seorang ibu.
"Lihatlah putra mu yang sehat dan menggemaskan bukankah dia juga titipan. Anakku, jangan sampai kamu merasa menyesal karena titipan yang selanjutnya diambil oleh pemiliknya." wanita paruh baya itu pergi setelah menasehati menantunya dengan kata-kata yang panjang dan berisi. Kata-kata itu sangat menyakitkan dan menghujam menusuk kalbu Zafira. Tetapi wanita itu menyadari bahwa semua kata-kata yang diucapkan oleh ibu mertuanya benar. Selama ini dia sudah menyia-nyiakan begitu banyak waktu yang diberikan tuhan kepadanya. Apa hak Zafira, bukankah dia hanya seorang manusia yang dititipkan sesuatu dan jika pemiliknya mengambil atau sekedar menguji nya untuk sementara apakah manusia itu berhak untuk melakukan protes bukankah dia harus ikhlas ketika dia menyadari bahwa semua bukanlah miliknya.