"Kenapa diam lagi, tadi di toko kau terlihat sumringah sekali tapi kemana senyum itu pergi?" Hyungtae membuka suara saat mobilnya sudah kembali jalan menuju ke Kantor nya. Ia pikir Aera akan kembali menjadi gadis nya yang cerewet alias banyak bicara, katanya sudah mau memaafkan tapi Hyungtae belum merasakan permintaan maafnya telah di maafkan sepenuhnya.
Hyungtae bahkan menengok wajah Aera yang hanya menunduk di sebelahnya ketika ia sedang menyetir. Di dalam hati, Aera ingin berteriak dengan lantang bahwa pria itu saja belum memenuhi syarat yang ia berikan tapi sudah mendesaknya untuk memaafkan. "Memangnya kau sudah bisa pakai dasi sendiri? belum kan, lebih baik kau diam saja." jawab Aera dengan air muka tenang dan berusaha tetap sabar.
