Heregon, ibukota kerajaan terbesar manusia. Dahulu kala kota itu melambangkan kejayaan terbesar ras manusia, kota itu berhasil mempertahankan kejayaan ras manusia hingga Perang Besar Rognar terjadi. Saat itu manusia, elf, dwarf hingga beastkin melakukan aliansi demi melawan para monster yang berkumpul dibawah sang Pangeran Kegelapan, Ba'Rhin.
Dalam peperangan besar itu, aliansi manusia, elf, dwarf dan beastkin berhasil memukul mundur pasukan Pangeran kegelapan namun aliansi juga tidak dalam keadaan baik. Heregon menjadi reruntuhan, para elf kehilangan raja mereka hingga memutuskan untuk bersembunyi dari dunia. Dwarf dan Beastkin kehilangan banyak pasukan mereka hingga memutuskan kembali ke asal mereka.
Bertahun tahun kemudian, manusia berhasil membuat kerajaan kerajaan kecil yang tersebar di seluruh wilayah Benua. Perlahan mereka dengan tamak mengembangkan kerajaan mereka, berperang dengan satu sama lain tak sadar dengan keadaan ras lainnya hingga perlahan ras lain dianggap legenda oleh manusia.
"Dan itulah akhir dari cerita ini. Hahaha, lumayan seru bukan?" Ucap pria tua tertawa melihat wajah anak anak didepannya.
Wajah mereka bersinar mendengar cerita yang diceritakan orang tua itu, mereka berbincang bincang mengenai cerita yang mereka dengar.
"Heh... Legenda zaman Kegelapan." Pria dengan tas besar dipunggungnya tertawa kecil mendengar pria tua itu bercerita.
"Hei, Porter! Kemarilah, kami butuh bantuanmu disini!." Ucap pria dengan pakaian armor besi dan pedang di sekitar pinggangnya dengan nada memerintah.
Porter itu segera berlari menuju pria ber armor besi itu. Porter itu adalah Cyler Portman, seorang pemuda biasa yang hidup sendirian di kota kecil di kerajaan Eregot. Ia menghidupi dirinya dengan bekerja sebagai Porter untuk tentara bayaran di sana. Di dunia ini, masih banyak monster yang dapat di temukan di berbagai daerah dan mereka sangat dihargai oleh para pejabat kaya di semua kerajaan sehingga banyak orang memilih menjadi tentara bayaran untuk memburu para monster itu.
Walaupun sangat berbahaya, hadiah yang didapat sangat menarik bagi kalangan bawah. Untuk Cyler sendiri, ia tidak memiliki uang untuk membeli sepasang senjata sehingga memutuskan tidak menjadi seorang tentara bayaran.
Cyler membawa barang barang milih para tentara bayaran yang menyewanya hingga ke hotel sebelum mendapatkan upah miliknya.
"Hah... Setidaknya cukup untuk bertahan selama 2 hari" Ucap Cyler menatap 10 koin tembaga di tangannya.
Kehidupan di kota itu memang selalu tidak menyenangkan, namun setidaknya cukup untuk Cyler bertahan hidup. Ia menabung uang yang ia dapat sedikit demi sedikit demi mendapatkan modal untuk berdagang, sehingga keluar dari kemiskinan yang ia alami selama ini.
Cyler kemudian pergi dari hotel itu dan berkeliaran di sekitar bar dimana para tentara bayaran berkumpul. Ia berharap dapat menemukan pelanggan potensial yang mau menggunakan jasanya.
Sesampainya di bar, ia segera melihat 2 orang berkerudung seolah olah mereka buronan. Melihat itu, Cyler yang melihat itu pergi menuju kearah mereka berniat menawarkan jasanya.
"Hei kalian, perlu apa disini?" Ucap Cyler sembari berjalan kearah mereka. Kedua orang itu memalingkan kepala mereka kearah Cyler.
"Bukan urusanmu." Kata salah satu orang berkerudung itu dengan dingin.
"Hei, Hei, aku disini datang dengan damai. Aku hanya berniat menawarkan jasa ku disini, haha. Apapun yang kalian perlukan, aku bisa mendapatkan ataupun melakukannya." Kata Cyler tersenyum kearah mereka. Cyler dapat mengatakan suara tadi berasal dari seorang pria tua, nampaknya seorang veteran karena postur tubuhnya yang masih bagus.
Dua orang berkerudung itu hanya diam, mengacuhkan Cyler, dan terus melanjutkan pembicaraan mereka.
"Hei, jangan abaikan aku seperti itu kawan. Coba sebutkan saja kebutuhan kalian, tidak ada orang di bar ini yang tidak memerlukan sesuatu. "
"Informasi? Bahan? Atau mungkin Senjata? Aku tau tempat dimana kalian bisa dapatkan semua itu. " Ucap Cyler tersenyum kearah mereka seolah menatap emas.
Salah satu dari kedua orang berkerudung itu merenung sedikit sebelum mulai berbicara.
"Apa kau bisa membawa kami pergi dari kota ini dengan diam diam?" Tanyanya dengan dingin kearah Cyler.
'Ha, jackpot! Nampaknya aku bakal untung banyak hahaha.' Cyler tersenyum mendengar pertanyaan itu.
"Tentu saja, asal kalian dapat membayar dengan harga sepadan, aku dapat membawa kalian keluar dari kota ini dengan diam diam." Ucap Cyler dengan percaya diri.
Cyler sudah sejak kecil tinggal di kota ini dan tahu banyak orang sehingga tentu saja ia tahu banyak jalan jalan rahasia yang mana tidak ada penjaga kota disana.
"Baik, kami akan membayar kau. Kami harap dapat pergi dari kota malam ini." Ucap pak tua itu. Cyler tersenyum sumringah mendengar itu dan membawa mereka kembali ke rumahnya sembari menunggu tenggelamnya matahari.
Cyler tidak tahu mengapa mereka harus pergi dengan diam diam, namun satu hal yang ia tahu bahwa ia akan untung besar saat ini. Sembari menunggu Cyler berbicara dengan pak tua itu namun tidak mendapatkan cerita apapun.
Apapun yang ia katakan hanya akan mendapatkan bahu dingin ataupun gumaman kedua orang itu. Karena itu, Cyler kemudian melanjutkan aktivitas biasanya dan saat matahari tenggelam, Cyler segera mendatangi mereka berdua lagi untuk membawa mereka pergi.
"Hei apa kalian gak merasa menggunakan jubah berkerudung seperti itu semakin membuat kalian terlihat mencurigakan?" Ucap Cyler sedikit mengernyit melihat mereka berdua yang masih saja menggunakan jubah sedari tadi.
Tak mendapat jawaban, Cyler melanjutkan membawa mereka melewati jalur yang ia tahu, namun ketika mereka sudah hampir sampai, mereka dihentikan oleh beberapa orang yang Cyler kenal.
"Well, well ,well bukanlah ini Cyler si tikus kota? Untuk apa kau datang lewat jalur sini?" Ucap pria kurus dengan pisau ditangannya.
"Ah, Luis. Aku hanya memimpin jalan untuk pelanggan ku kok. " Kata Cyler sedikit takut dengan pria itu.
Luis merupakan orang yang selalu mencari masalah dengan Cyler sejak ia masih remaja. Karena sifatnya yang gila, ia pernah membunuh seseorang sehingga Cyler sedikit takut dengannya.
Sementara Cyler menenangkan Luis, pak tua dan orang yang tertutup dengan jubah saling memandang.
"Bagaimana ini, tuan? Apakah harus saya beri pelajaran mereka sehingga tidak ada masalah?" ucap pak tua dengan hormat.
"Tidak perlu, biarkan saja pria itu mengurusnya." Ucap pelan orang berjubah itu. Pak tua itu kemudian mengangguk dan kembali kebelakang, ia nampak sangat menghormati orang berjubah itu seolah ia hanyalah seorang pelayan.
Dengan beberapa kata kata yang membujuk dan sedikit uang, Cyler berhasil membuat Luis pergi. Cyler yang telah selesai dengan masalah itu kemudian membawa pelanggannya melanjutkan perjalanan menuju gerbang belakang kota.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di gerbang belakang kota, namun terlihat 2 orang penjaga gerbang sedang berpatroli disana.
"Kalian tunggu disini. " Ucap Cyler.
Cyler kemudian perlahan berjalan menuju 2 penjaga itu. Penjaga yang sedang berpatroli segera melihat cyler, mereka memandang ia hingga ia sampai dihadapan mereka.
"Ada apa, heh Cyler? Jarang sekali kau terlihat di daerah sini, berhenti menjadi porter?" Ucap salah satu penjaga disana.
"Hei, Brook. Yah ada sedikit bisnis disini, kemarilah." Kata Cyler tersenyum melihat kenalannya disana.
Mata Brook bersinar sedikit mendengar perkataan Cyler, ia kemudian berbicara sebentar dengan rekan penjaganya lalu kemudian ia mendatangi Cyler.
"Bisnis apa yang kau bicarakan? Kau tahu aku selalu menyukai melakukan bisnis denganmu kan? " Bisik Brook. Sejauh yang ia tahu, setiap bisnis yang dibawa oleh Cyler minimal dapat memberinya upah 2 hari kerja sebagai penjaga.
"Hehehe, kali ini aku perlu bantuan mu lagi seperti dahulu kala. Aku perlu membawa orang pergi keluar dari kota tanpa pemeriksaan. Apa kau bisa, kawan? Soal hasilnya, tentu saja aku tidak akan mengecewakan mu." Balas Cyler tersenyum menatap kawan nya itu. Brook adalah satu satunya penjaga yang ia sukai sebab ketamakannya akan uang selalu sangat meringankan beban dirinya.
"Tentu, tentu saja! Kalian lewati saja pos ku dan akan kubantu disana. Tentu saja, jangan lupakan bagianku, kawan. " Brook menyeringai. Yang dibutuhkan Cyler ternyata hanyalah hal sepele, tentu saja ia akan dengan mudah membantu Cyler.
Brook kemudian berbicara dengan rekannya. Beberapa menit kemudian rekannya pergi menjauh dari gerbang dan hanya ia yang terlihat di gerbang itu.
Cyler kemudian memberi isyarat untuk pelanggannya keluar dari tempat persembunyian. Keduanya yang telah melihat aksi Cyler sedari tadi kemudian keluar dan mengikuti Cyler menuju gerbang.
"Terima kasih kawan, bagianmu akan segera kuberi setelah mendapatkan upahnya." Ucap Cyler tersenyum melihat gerbang perlahan terbuka untuk mereka. Luis hanya perlu mengubah sedikit informasi mereka di surat pergi kota dan mereka dapat pergi dengan tenang.
Merek bertiga kemudian pergi perlahan menjauh dari gerbang, namun tiba tiba terdengar teriakan dari atas tembok kota.
"Itu dia! Kejar mereka! Cepat!"
Teriakan itu terdengar jelas oleh mereka bertiga, kedua pelanggan Cyler dengan cepat berlari. Cyler yang terkejut dengan teriakan itu hanya bisa ikut berlari dengan mereka.
Sementara mereka berlari, banyak anak panah menghujani sekeliling mereka.
"Sialan! Apa yang terjadi!?" Teriak Cyler sembari menghindari hujan panah dari belakangnya.