"Di mana ini?" seorang gadis bertanya tanya, sedang berada dimanakah gerangan dirinya ini. Di sejauh mata memandang hanya ada langit berwarna merah muda dengan awan awan yang mengambang, dan di tanah hanya ada bebatuan dan beberapa kaktus yang masih berdiri kokoh di sana.
"Wah sepertinya aku mendapatkan gadis cantik." di tengah tengah kebingungannya, tiba tiba terdengar suara laki laki yang membuatnya terkejut dan menoleh ke sumber suara. Alangkah kagetnya dia ketika melihat ada sebuah singgasana besar di hadapannya yang sebelumnya tidak ada, "Chelsea Mia Allura, seorang gadis berumur 20 tahun yang bekerja di sebagai chef handal. Ia mati dikarenakan kecelakaan di dapur yang mengakibatkan kompor meledak dan terjadi kebakaran. Malang sekali yah, apa kau mau aku bisa memberimu kesempatan kedua untuk hidup lho." pria tersebut menjelaskan semua tentang gadis yang bisa di panggil Chelsea itu dengan sangat akurat dan itu membuat sang gadis bernama Chelsea tersebut syok.
"Ba... bagaimana kau bisa tau hal itu?!" dengan siaga dan ketakutan Chelsea bertanya dengan nada membentak. Pria yang dibentaknya tadi hanya tersenyum simpul lalu turun dari singgasananya dan mendekat kearah Chelsea.
Chelsea yang panik itupun hanya mengambil apa yang ada di dekatnya dan digunakan sebagai alat pertahanan diri. Saat akan menyerang sang pria, secara tiba tiba nan ajaib benda yang dipegang oleh Chelsea itu hilang berubah menjadi debu, "bagaimana? Apakah aku harus menjelaskan semuanya dulu? Atau mungkin kau langsung menerima tawaranku tentang kehidupan kedua?"
Dengan panik dan takut Chelsea mencoba untuk berpikir dengan jernih. Beberapa menik berlalu, kini Chelsea sudah bisa menenangkan dirinya dan juga berpikiran dengan jernih.
"Jadi?" tanya pria itu untuk yang ketiga kalinya.
"Huft~" Chelsea menghela nafas berat, "baiklah, aku akan. mendengarkan penjelasanmu, yang pertama jelaskan dulu siapa dirimu."
Setelah mendengar jawaban dari Chelsea, pria tersebut tersenyum senang lalu tiba tiba saja sebuah meja teh, kursi, serta teh sudah terhidangkan di depan Chelsea yang lagi lagi dapat membuatnya terkejut, "sebelum itu mari kita minum teh dahulu." ajak sang pria, Chelsea pun hanya bisa menuruti pria tersebut dan meminum teh bersama dengannya.
"Pertama tama, tentang identitasku kau bisa memanggilku dengan sebutan Destra, untuk lebih lanjut.. kurasa kau tak perlu mengetahuinya." ujar sang pria atau bisa di sebut Destra itu dengan tenang, "lalu, jiwamu di bawa kesini karena kau akan diberi kesempatan kedua untuk hidup." lanjutnya.
"Apakah aku harus melakukan sesuatu?"
"Wah sepertinya kau pintar yah," puji Destra, "yap, seperti yang kau bilang barusan, kau diberi kehidupan kedua bukan tanpa alasan akan tetapi kau diberi kesempatan kedua karena kau telah dipilih sebagai penjelajah waktu."
"Penjelajah waktu?"
"Penjelajah waktu adalah orang atau lebih tepatnya roh yang dipilih untuk menyelesaikan tugas dari satu dimensi ke dimensi lain. Setiap berganti dimensi penjelajah waktu akan mendapatkan tubuh baru dan tugas mereka adalah menghilangkan dendam dari si pemilik tubuh.
"Dendam itu bisa berupa seperti cinta yang berakhir penghianatan, atau dendam kepada saudara dan orang tertentu. Para penjelajah waktu memiliki sebuah system dan ruang dimensi khusus, system itu sendiri bisa bermacam macam bentuknya sesuai dari keinginan sang penjelajah. Setiap menyelesaikan tugas, mereka akan mendapatkan poin biasa dan poin pengalaman, poin biasa berguna untuk membeli sesuatu seperti obat atau senjata kepada system.
"Sedangkan poin pengalaman akan digunakan untuk mengubah para roh sepertimu untuk bisa berubah kembali menjadi manusia biasa, tentu saja itu akan membutuhkan waktu tergantung dari cara kerjamu."
"Tunggu... kenapa harus aku yang terpilih? Bukannya masih ada banyak arwah yang lainnya? Kenapa kau memilihku?" tanya Chelsea kebingungan.
Destra yang mendengar pertanyaan itupun hanya bisa tersenyum simpul, "entahlah, mungkin karena kau menarik perhatianku?"
"Terserahlah." ujar Chelsea, "sekarang, apa yang harus aku lakukan?"
"Hm... kau hanya perlu berdiri di lingkaran sihir di sana." Destra menunjuk sebuah lingkaran sihir yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat mereka, "setelah kau berdiri di sana, kau akan secara otomatis akan berpindah ke ruang dimensi khususmu dan system milikmu akan menunggu di sana."
Tanpa berbasa basi, Chelsea langsung berdiri dan melangkah menuju ke lingkaran sihir, "seperti apa dimensi lain itu?" Chelsea berbalik dan menatap Destra yang sekarang sedang tersenyum simpul itu.
"Kau akan mengetahuinya sendiri, dalam 10 tahun sekali aku akan memanggilmu untuk melaporkan keberhasilan atau kegagalan dalam misimu, tolong jangan mengecewakanku yah." ujar Destra sembari mengedipkan salah satu matanya.
Chelsea berbalik kembali kearah lingkaran sihir dan kemudian berdiri di atasnya. Selang beberapa waktu, sebuah pilar trasparan muncul dan tubuh Chelsea secara perlahan lahan telah berubah menjadi serpihan hologram kemudian menghilang sepenuhnya.
"Hm... apakah dia akan bernasib sama seperti yang lainnya? Haha aku pasti akan sangat menantikannya." Destra kemudian menghilang dan ruang tadi kembali seperti semula saat pertama Chelsea membuka matanya.
Di lain tempat, Chelsea kini sedang berada di dimensi khusus sesuai yang dikatakan oleh Destra tadi.
"Ugh, aku merasa mual." keluhnya dengan tangan satu memegang perutnya dan lainnya menutup mulutnya.
"Selamat datang nona, selamat anda telah terpilih sebagai seorang penjelajah waktu." ujar sebuah makhluk seperti seekor rubah, ah tidak! Itu memanglah seekor rubah hanya saja ukurannya kecil berbeda pada rubah pada umumnya. Dia memiliki bulu bulu orange dengan ujung ekor, kaki, dan telinganya berwarna hitam.
"Apakah kamu system yang dimaksudkan oleh Destra?" tanya Chelsea sembari menusuk nusuk pelan ekor rubah tersebut yang membuatnya tersentak dan menjauh dari nonanya.
"Be.. benar. Jangan menyentuh ekor saya."
Chelsea yang melihat tingkah systemnya itu hanya bisa tersenyum, "baiklah, aku tak akan menyentuh ekormu. Sekarang mendekatlah padaku." pinta Chelsea yang dituruti oleh sang system, "jadi? Siapa namamu?"
"Saya tidak punya nama nona! Tolong beri saya nama!" dalam beberapa detik, sikap system langsung semangat kembali bagaikan di bakar kobaran api semangat.
"Hm... ini sangat susah." keluh Chelsea sembari memikirkan nama yang pas untuk system miliknya, "bagaimana dengan Lyn? Lyn Fox."