Malam itu, aku menelepon Karen seperti biasa.
Waktu menunjukkan sekitar pukul 11:00 malam.
Sebenarnya, aku tidak ingin mendengar suaranya untuk sementara waktu, tapi aku meyakinkan diri sendiri bahwa ini diperlukan untuk menjalankan rencana.
Tapi aku masih ragu untuk menekan nomor telepon Karen selama lebih dari 15 menit.
Pada akhirnya, 'mengingat wajah Tonko-senpai', aku menguatkan diri untuk menekan tombol panggil.
"Iyaa~!"
Karen menjawab telepon dengan suaranya yang ceria seperti biasanya.
"Karen? Maaf aku tidak meneleponmu kemarin."
Aku mengucapkan permintaan maafku terlebih dahulu.
Sayang sekali aku harus meminta maaf pada wanita j*l*ng yang menyelingkuhiku ini, tapi aku ingat apa yang Touko-senpai katakan dan setidaknya berhasil memainkan peranku.
"Iyaa~, Yuu-kun, aku belum mendengar kabar darimu sejak Senin malam! Aku khawatir terjadi apa-apa padamu."
Dia bicara seolah-olah dia tidak selingkuh sama sekali dan satu-satunya gadis untukku.
"Maaf. Aku sudah melalui banyak hal."
"Apa maksudmu, 'banyak hal'? Maksudmu, banyak hal kayak ninggalin Karen sendirian di kamar hotel dan pulang?"
Dia terdengar sedikit cemberut.
Biasanya, aku akan berpikir itu 'imut', tapi ketika aku memikirkannya sebagai wanita tukang selingkuh, aku hanya bisa berpikir kalau itu 'licik'.
Mungkin dia sedang mencoba mencari tahu secara tidak langsung 'apakah perselingkuhannya sudah ketahuan'.
"Senin kemarin, seorang teman setempat mengalami kecelakaan mobil. Aku mendapat telepon mengenai itu. Aku harus datang ke sana secepat mungkin."
Ini adalah alasan yang aku pikirkan sebelumnya.
"Hmm, sendirian?"
"Tidak kok, aku bersama Ishida. Aku yang menelepon Ishida."
Sebenarnya, aku bersama Ishida pada Senin malam.
Jadi, jika kamu tidak menambahnya dengan sedikit kebenaran, kamu tidak akan pernah tahu kapan itu akan ketahuan.
Oh, sial.
Aku belum memberi tahu Ishida tentang 'teman yang kecelakaan'.
Setelah panggilan telepon ini, aku harus menelepon Ishida sesegera mungkin untuk memastikan dia memberikan kesaksian yang sama.
Tapi, rasanya seperti akulah yang selingkuh di sini.
"Jadi, apa yang kau lakukan kemarin?"
"Hari Senin malam aku pulang larut. Dan kemarinnya, aku ketiduran saat mengerjakan laporan. Ketika aku sadar, sudah jam 3 pagi, jadi aku tidak menelepon karena kupikir Karen sudah tidur."
"Syukurlah. Karen khawatir kau mungkin berselingkuh."
Untuk sesaat, aku hampir ingin melempar ponselku.
Berani-beraninya wanita ini bicara seperti itu?
Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu ketika kau sendirilah yang selingkuh?
Gawat, gawat. Ingatlah apa yang Touko-senpai katakan padaku
"Jangan khawatir kok, aku tidak akan melakukan itu."
Tidak sepertimu!
"Tentu saja! Karen hanya milik Yuu-kun dan Karen mencintai Yuu-kun."
Aku marah dan jijik hampir bersamaan.
Aku yakin itu terlihat dari ekspresi wajahku.
Untunglah kami tidak bertemu tatap muka.
Kau mengatakan itu dengan sangat baik.
Aku tidak menyangka kau berbohong padaku semudah kau bernafas.
Aku sekali lagi berpikir, 'Wanita itu menakutkan'.
"'Aku hanya milik Karen juga. Aku mencintaimu."
Kata-kata itu sedikit tersangkut di tenggorokanku, tapi aku berhasil mengucapkan kalimat itu.
"Karen juga! Karen mencintaimu!"
Kata-kata Karen ini membuatku sampai berpikir bahwa mungkin 'chatting-an dengan Kamokura-senpai' itu hanyalah kebohongan.
Aku memutuskan untuk mencoba satu trik.
"Jadi, um, bisakah kita bertemu besok? Ayo kita makan malam di suatu tempat setelah kuliah. Aku merindukanmu selama dua hari ini dan aku juga ingin bertemu denganmu."
Sesaat...
"Hmm, besok agak merepotkan bagiku. Aku sudah berjanji untuk pergi makan malam dengan teman setempat."
Sudah kuduga. Jadi begitu, ya.
"Yah, mau bagaimana lagi kalau kamu sudah punya janji sebelumnya. Mungkin lain kali."
"Ya, mungkin lain kali."
Begitulah caraku mengakhiri panggilan Rabu malamku dengan Karen.
Aku segera mengirim pesan ke Touko-senpai.
> (Yuu) Aku baru saja menelepon Karen. Dia bilang dia akan pergi makan malam dengan seorang teman setempat besok malam.
Balasan dari Touko-senpai langsung datang.
> (Touko) Sudah kuduga. Aku juga mengirim pesan pada Tetsuya beberapa waktu lalu dan dia berkata, "Aku akan ada pesta minum-minum besok bersama orang-orang dari tempatku bekerja paruh waktu".
> (Yuu) Jadi, mereka berdua akan ketemuan besok?
> (Touko) Kemungkinan besar begitu.
> (Yuu) Apa yang akan kita lakukan?
> (Touko) Apa maksudmu?
> (Yuu) Apakah kamu ingin aku mengikuti mereka?
> (Touko) Begitulah. Karena kita tahu hari dimana mereka akan bertemu, mari kita sedikit memeriksanya, oke?
> (Yuu) Apakah aku yang akan mengikuti Karen?
> (Touko) Itu terlalu beresiko. Kalau pacarnya yang membuntuti, dia bisa mengenalinya hanya dengan melihat sekilas. Aku saja yang akan mengikutinya.
> (Yuu) Lalu aku akan mengikuti Kamokura-senpai.
> (Touko) Ya. Tapi jangan terbawa suasana. Selalu jaga jarak minimal 10 meter. Jika kau kehilangan jejaknya, maka tak apalah. Hanya mengetahui kereta mana yang mereka naiki sudah cukup. Kau tidak perlu terlalu memaksakan diri besok. Kita hanya perlu berenang perlahan-lahan dan menangkap ekor mereka sekaligus.
Beginilah "Operasi Paparazzi Adegan Perselingkuhan" kami dimulai.