Saat mendengar bunyi bel, Javier berlari kecil menuju pintu.
Betapa terkejutnya ketika dia melihat siapa yang berdiri di depan pintu. Awalnya dia menganggap, dirinya pasti sedang bermimpi. Saat ini hampir pukul sembilan malam, dia tak mengira jika yang ditunggu-tunggu olehnya sejak tadi, kini sudah berada di hadapannya.
Wajah itu ... benar-benar cantik, dia yang selalu ada di dalam pikiran Javier akhir-akhir ini.
Katherine berdiri di hadapan Javier, sebuah senyum tipis mengembang di wajahnya.
Awalnya, Javier sudah menyerah, mengira Katherine tak akan pernah datang menemuinya. Belum lagi, saat dia menelpon Luca, sepertinya Luca tidak ingin Javier datang menemui mereka.
Dia sama sekali tidak menyangka Katherine akan datang.
Katherine selalu cantik, elegan, dan mampu membuat perasaan Javier berdebar-debar tak karuan.
"Ka-Kathy? Syukurlah kamu datang," ucap Javier berusaha setenang mungkin.