"Baik, kamu duluan." Sepertinya Ryth akan kembali diurutkan pada urutan terakhir lagi, karena itu ia duduk di lantai dan kembali membaca buku pelajarannya, "Kau bisa serius sedikit gak sih dasar anak rendahan, seriuslah!" Salah satu penyihir mengomeli Ryth, namun ia tak menjawabnya dan melanjutkan membacanya sambil berdiri, "Aku ingin tenang, kumohon." Ujarnya dengan tenang, semuanya menatap Ryth. "Lanjutkan." Bola sihir berwarna emas itu sangat kecil, pantas saja energi listrik yang ia lontarkan hanya sedikit energi kejut saja. Urutan terakhir tiba, Ryth berdiri, menyimpan bukunya di dalam tas pinggangnya, "Semuanya, tolong mundur." Pintanya, namun semua orang hanya menertawakannya karena menurut mereka Ryth sudah sombong duluan. 'Yasudah, aku akan mengerjai mereka.'