Chereads / Tanpa Sadar Aku Terlahir kembali Di Dunia Yang Berbeda / Chapter 11 - Petualang Yang Menghilang, Bagian 3 : Nue

Chapter 11 - Petualang Yang Menghilang, Bagian 3 : Nue

Sudah berapa hari kami berjalan? Itulah yang selalu mereka tanyakan. Mereka berjalan lebih dari 3 hari. Mengapa demikian? Monster demi monster berdatangan, seolah-olah mereka tak mengizinkan kalau kedua orang ini mendekati Pohon Capillus yang menjadi sarang sekaligus tempat penyekapan petualang yang menghilang itu. Namun tanpa kata lelah, Aileen terus mengayunkan pedangnya, Lyve terus-menerus merapalkan sihir suci nya.

Sampai pada akhirnya, mereka berdua berada tepat dibawah kaki pohon Capillus, yang mana pohon ini memiliki sihir aneh, sihir ruangan. Ketika kamu memasuki pintu di bawah pohon, kamu akan berpindah kedalam sebuah ruangan yang tentu saja itu adalah Dungeon. "Dungeon ya." Aileen kembali kesal karena ternyata lagi-lagi dihadapkan dengan Dungeon. Bukan karena apa-apa, ia kesal karena Lyve takkan bisa terlalu membantunya, terkecuali support skill dan Healing Skill, jujur saja, untuk Aileen skill itu kurang berpengaruh karena ia adalah Asassin, petarung yang bertarung dengan tersembunyi, dan tentu saja karena ia asassin, ia takkan terlalu sering kehilangan Hp, namun mau bagaimana lagi, Dungeonnya sudah berada di depan mereka, mereka sudah tau kalau monster-monster yang kuat sudah menunggu mereka di depan sana, karena, Summoner berada di dalam sana. Mengintai mereka berdua.

"Eh?" Kaget Lyvemon ketika menginjakkan kaki di tangga Dungeon, "Kenapa?" Tanya Aileen, "Sebentar, Sihir Suci : Holly Arrow!" Dan benar saja, kali ini dengan misteriusnya Lyvemon bisa menggunakan sihir serangan di dalam Dungeon, entah karena di dalam sini sudah di atur oleh para summoner yang meremehkan mereka atau karena keajaiban semata. "Bagaimana mungkin, apa yang kamu makan, Lyve?" "Aku juga tidak tau, tapi biasanya, ketika memasuki Dungeon, aku bisa merasakan kalau sihirku terkunci, tapi kali ini tidak, tentu saja aku merasa bingung juga." Ujarnya dengan keheranan. Namun justru ini adalah hal yang baik, Aileen cukup senang karenanya, meskipun mereka dilanda kebingungan, tapi, ini adalah kesempatan yang bagus.

Dungeon kali ini berbeda. Lyvemon merasakan aura yang kuat dari dalam sana, ada kemungkinan kalau monster di sini jauh lebih kuat daripada monster yang mereka hadapi sebelumnya, seperti Wyvern, kau tau? Wyvern adalah monster tingkat menengah yang memiliki kemampuan yang beragam, seperti menyemburkan api, es atau racun, namun ada juga Wyvern yang tak bisa menggunakan kekuatan itu dan mengandalkan kekuatan fisik.

Di Dunia Terra, Wyvern memiliki wujud manusia, intinya mereka adalah manusia yang membuang kemanusiaan mereka dan berubah menjadi Wyvern, baik disengaja atau tidak.

Mereka berdua, Lyve dan Aileen melangkahkan kaki dengan perasaan tenang, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pertarungan adalah ketenangan, jika mereka tegang atau panik, semuanya akan kacau. "Monster pertama muncul." Aileen menyiapkan posisinya, itu adalah Black Snake, ular hitam.

Racun dari ular itu cukup mematikan, meski begitu, serangan mereka akan jauh lebih kuat, "Aileen, gunakan AoE skill dan habisi mereka semua!" Lyvemon mengambil komando, dalam party, tentu saja harus ada ahli strategi bukan? Yang cocok menjadi ahli strategi adalah petarung garis belakang seperti Lyvemon. "Skill : Flame Tornado, Asassin Spinning Slash!" Aileen membuka skill AoE pertama nya, ia berputar dengan api yang menempel di pedangnya, kecepatannya sangat tinggi sehingga pusaran badai api tak terhindarkan. "Selanjutnya, Aileen, 3 meter di depanmu, gunakan skill Phantom Executer dan tebas dia!"

"Skill : Phantom Executer!" Seharusnya ini sudah cukup, semua black snake sudah ia binasakan, namun monster itu hanyalah sambutan belaka, pasti di depan sana terdapat makhluk yang lebih kuat daripada Black Snake. Aileen mengayunkan pedangnya dengan maksud membersihkan pedangnya dari darah ular. "Kerja bagus, Strategi Master." Aileen memuji Lyvemon, namun dengan wajah memerah Lyvemon berkata, "S-sudahlah, mari kita lanjutkan.", tertawa kecil, hanya itu yang dijadikan jawaban oleh Aileen.

Dungeon ini terasa seperti Labirin, mereka harus berjalan di lorong yang luas nan berliku-liku, terkadang mereka menemukan jalan buntu. Aileen terus menghunuskan pedangnya ketika monster berhasil menemukan keberadaan mereka. "Ini dia." Ujarnya, keringat dingin bercucuran, itu adalah.. Wyvern.

***

Wyvern yang mereka hadapi bukanlah Wyvern yang memiliki racun ataupun elemental, sudah bisa dipastikan kalau Wyvern yang satu ini adalah Wyvern paksaan, Wyvern yang dipaksa untuk bertarung, ciri-ciri dari Wyvern paksaan adalah ketidakmampuan mereka dalam menggunakan kekuatan sihir ataupun racun, sebaliknya mereka lebih mahir bertarung dengan fisik, meskipun serangannya sangat monoton.

Aileen berusaha untuk menjinakan Wyvern itu, ia tau kalau Wyvern itu adalah makhluk yang dipaksa oleh orang yang menjadi majikannya, jika saja ia berhasil menghapus kontrak antara Wyvern dan summonernya, tentu saja ia bisa mengendalikan Wyvern ini. "Aileen, alihkan perhatiannya selama 30 detik! Aku akan merapal sihir suci!"

'Penghapus kontrak ya, ternyata kamu tau juga apa yang kupikirkan.' Batin Aileen. Mereka berdua menjalankan rencana dengan baik, Wyvern ini terlihat menderita, mereka berdua berniat untuk melepaskannya dan membebaskannay, namun kontrak yang dijalin oleh sang Wyvern, membuatnya terpaksa untuk terus bertarung tanpa henti meskipun Aileen sudah berusaha untuk meyakinkannya. 30 Detik berlalu, lingkaran sihir putih raksasa tercipta di bawah kaki sang Wyvern, ketika ia hendak terbang menjauh, rantai sihir yang berasal dari lingkaran sihir itu kini malah melilit tubuhnya sehingga yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah merintih kesakitan. "Sihir Suci : Contract Remover!"

"Aileen, siapkan pakaian ganti milikku!" Pinta Lyvemon, sebenarnya ia tak paham, namun Aileen segera membuka Inventory nya dan mengambil gaun putih milik Lyvemon, gaun itu adalah gaun yang pertama kali Lyvemon pakai. "AAKKHH!!" Dibalik cahaya itu, suara erangan naga kini berubah menjadi jeritan seorang gadis, "Ritual selesai." Lyvemon tersenyum, ia mengambil tudungnya dan melemparkannya pada wajah Aileen yang terpaku melihat tubuh gadis yang ada di depannya, "Hei." Lyvemon menyapanya dan menyerahkan pakaiannya, gadis itu langsung memakainya.

"Mengapa..."

"Kau sudah bebas, siapa namamu?"

"Flava.." Ujarnya dengan pelan, "Apakah dia sudah mengenakan pakaiannya?"

"Ya, kamu boleh melepaskan penutup mata itu." Lyvemon tersenyum, tak ia sangka kalau Wyvern tadi adalah gadis kecil, ia seperti anak berusia 8 Tahunan. "Flava, bisakah kamu menunggu di sini dulu?" Tanya Lyve, "Kami akan menghukum orang yang memaksamu." Ujarnya. "Mengapa.. kakak bisa tau kalau Flava dipaksa..?"

"Banyak buktinya, kakak dan om-om galak ini akan segera kembali, Flava jangan nekat ya?"

Meskipun begitu, pakaian yang dipakai Flava adalah gaun milik Lyvemon, untuk ukuran tubuhnya yang kecil, pakaian itu akan melorot jika Flava berdiri, karenanya Aileen memberikannya kaus yang ia pakai, sementara ia menganti pakaian dalamnya dengan jaket. "setidaknya jangan panggil aku om om, namamu Flava kan? nah, nanti kamu jangan kemana-mana dulu ya, kita akan pulang bersama." Aileen menyentuh kepala yang dihiasi dengan rambut merah terurai. Flava tersenyum, "Baik, papa!"

"Eh? EEEHHH?! Apakah aku terlihat setua itu, Lyve?" Paniknya, "Fufu, Baru saja bertemu, Flava langsung memanggilmu papa."

Flava tersenyum lebar, pupil mata merah yang berkilauannya terlihat indah, ia merasa senang karena ia dilepaskan dari jeratan kontrak.

"Baik, di depan adalah babak penentuan." ujar Aileen.

Bersambung

Selanjutnya : Flava si Gadis Wyvern