Kisah cinta seperti apa yang kau impikan?.
Memiliki seorang pasangan yang tampan, begitu lembut saat berbicara dan selalu tersenyum hangat padaku dan juga sangat menghormatiku, dan kami tinggal damai bersama dan ....
"Ah... kisah seperti itu hanya akan tetap menjadi mimpi untukku karena pria seperti itu muncul di hidupku!"
"Pria seperti ini maksudmu?" suara berat seseorang tiba-tiba muncul dan langsung menghantamku menuju ranjang tempat tidur.
***
SC.1.INT.PANTAI.GUANGZHOU.(MALAM)
(Yue Ling)
Berjalan seorang diri di sepanjang pinggir pantai. Ia baru saja diputuskan oleh pacarnya sejam yang lalu dan menjadi sedih sepanjang hari,ia membentangkan tangannya dan merasakan hembusan angin pantai.
Yue Ling
Hah.. (menghela nafas)
Dia pasti akan menyesal karena lebih memilih Liu Ying daripada aku!
Yue Ling kemudian merasa mual dan pusing hingga dirinya terjatuh ke pelukan seorang pria yang merupakan mantan pacarnya, yaitu Wang Li.
Wang Li
Gugurkan kandunganmu sekarang juga! (berteriak)
Cut To
Wang Li membawa Yue Ling kerumah sakit terdekat dan-
Seorang pria yang memakai setelan kaos putih dengan celana hitam dan juga jaket berwarna hitam terlihat kesal setelah membaca sebuah naskah yang berada ditangannya itu, "Siapa yang menulis naskah scenario ini?" tanya Cheng Fen.
"Oh. Yang menulis itu adalah Xiao Yu An" jawab seorang yang tengah menata rambut Cheng Fen dimana ia sendiri akan mulai berakting sebagai pemeran pengganti tokoh utama pria dicerita itu karena aktor yang seharusnya menjadi pemeran utama tiba-tiba mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari.
"Xiao Yu An?. Orang baru?"
"Ya"
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Aku yang menerima naskah itu saat tidak ada siapapun tadi. Jadi ia menitipkannya dan aku sekalian berkenalan dengannya" jelas penata rambut pribadi Cheng Fen.
"Dimana dia sekarang?. Bukankah seharusnyad disini?"
"Itu… sepertinya ia kurang tidur semalaman untuk menyelesaikan naskah itu, jadi dia langsung pergi setelah memberikan naskah itu dan-"
"Dia tidur?!"
"Kurasa begitu. Mata pandanya cukup buruk haha"
"Tidak bisa. Bangunkan dia sekarang juga dan suru dia datang kemari untuk menjelaskan dan memperbaiki beberapa scene yang aneh ini…"
"Sekarang?"
"Detik ini juga…" Cheng Fen melirik tajam penata rambut pribadinya itu.
"Baiklah… baiklah" penata rambut itupun mengambil ponselnya dan menelpon Xiao Yu An, walau tidak ada jawaban darinya karena Xiao Yu An yang mengabaikan suara ponselnya yang terus berdering itu karena ia terlalu mengantuk dan Lelah hanya untuk sekedar menggerakan tangan dan membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat karena ia tidak tidur selama dua hari hanya untuk menyelesaikan naskah yang harus selesai secepat mungkin saat ia mendapatkan pesan bahwa pemeran utama diganti.
"Dia benar-benar tidur seperti panda sepertinya"
"Bangunkan…" Cheng Fen kembali menatap penata rambutnya itu dengan tatapan tajam, namun penata rambutnya sudah biasa dengan tatapan tajam itu karena memang seperti itu sifat Cheng Fen yang terlampau tegas dimana di beberapa waktu sifatnya membuat dirinya lumayan gemetar ketakutan, apalagi saat ia salah memotong rambut Cheng Fen saat ia baru saja bekerja dengannya.
"Beri aku waktu dua jam"
"Satu jam… bawa dia kemari" ucap Cheng Fen memotong waktu yang dikatakan penata rambutnya itu, namun penata rambutnya yang Bermarga Huang itu hanya tersenyum dan mengiyakan kesepakatan waktu itu karena ia sebelumnya sudah tau jika Cheng Fen pasti akan memotong setengahnya, jadi ia mengatakan dua jam agar mendapatkan waktu sejam, karena akan gawat jika ia mengatakan sejam dan Cheng Fen hanya akan memberikan waktu tiga puluh menit karena ia tidak ingin membuang banyak waktu.
"Baiklah. Aku pergi dulu" Huang pun pergi ke sebuah bangunan yang terletak tepat di depan studio cabang itu yang merupakan sebuah bangunan mess yang diperuntukan untuk beberapa staf.
"Huang…" Cheng Fen kembali memanggil Huang saat Huang sudah hampir keluar dari ruang rias disana.
"Ya?. Apa kau mau menitip kopi?"
"Tiga puluh menit"
"Hah?"
"Dia… tinggal di Mess kan?. Tiga puluh menit sudah cukup"
"lima puluh menit oke?"
"Empat puluh menit"
"Empat puluh lima menit…"
"Tiga puluh lima menit atau aku akan akan memecatmu"
Huang menelan ludah dan segera keluar dengan berlari, "baiklah… tiga puluh lima menit, dan lima menit untuk kopinya" jelas Huang setelah selesai tawar menawar waktu yang memang sudah biasa ia lakukan dengan Cheng Fen walaupun ia masih suka terkejut dengan tatapan Cheng Fen.
Setelah Huang keluar, Cheng Fen membuka ponselnya untuk membaca pesan yang masuk dari mamahnya.
"Xiao Fen. Istirahat makan siang nanti mari bertemu. Mamah ingin bicara denganmu…"
Cheng Fen hanya tersenyum tipis setiap saat ia mendengar kata-kata dimana mamahnya selalu menganggapnya seperti anak kecil dengan memanggilnya dengan sebutan Xiao Fan. Namun disisi lain Cheng Fen tau apa yang ingin mamahnya bicarakan padanya yang pasti ingin membicarakan perjodohan kembali dan menyuruhnya memilih seseorang untuk menikah dengannya.
"Hah… aku sudah dewasa mah, biarkan aku memilih pasanganku sendiri" guman Cheng Fen yang tak pernah berani ia katakana pada mamah kesayangannya itu karena ia tidak ingin menambah luka dihatinya yang sudah di khianati oleh suaminya sendiri.
"Baiklah. Aku akan datang. Pilih saja restoran yang mamah ingin" balas Cheng Fen pada mamahnya yang sekaligus ingin makan siang dengannya di resto pilihan mamahnya. Setidaknya ia ingin membuat bahagia mamahnya dengan hal sederhana yang ia lakukan.
Cheng Fen menatap jam tangan hitam ditangannya dimana dua puluh menit sudah hampir berlalu.
"Panda…" guman Cheng Fen.
***
"Beruang mana yang berani mengganggu hibernasiku!" rutuk Yu An dimana pintu kamarnya terus menerus diketuk bersamaan dengan suara bel yang mmembuat pendengarnya menjadi penuh dan kepalanya mulai berasap kesal karena ia tidak dapat tidur dengan tenang.
Dengan Langkah yang berat, ia turun dari tempat tidur nyamannya lalu melangkah dengan cepat dengan mata setengah terbuka menuju meja dan menyambar cangkir berisi kopi yang telah dingin karena ia bahkan tidak sempat meminumnya saat mengetik naskah semalaman.
Yu An membuka pintu dengan kasar dan… BYURRR!.
"AGHH!"
"Silahkan pergi dan cari madu ditempat lain!" teriak Yu An dengan langsung menutup kembali pintunya, namun dengan sigap Huang mengulurkan kakinya dan berakhir kakinya terbentur pintu cukup keras, tapi untungnya ia memakai sepatu kulit yang bagus, jadi ia tidak terlalu merasakan sakitnya.
Huang membuka pintu dan menarik lengan Yu An, "nona Xiao, ikutlah sebentar denganku!, naskahmu harus diperbaiki sedikit. Sebentar saja!, jika tidak aku akan mati!" teriak Huang memohon karena ia sudah lebih dari empat puluh menit menunggu Yu An membuka pintu.
"Hah?!"
"Yap. Hah!. Ayo ikut saja!. Aku janji hanya sebentar!, aku akan mentraktirmu kopi dingin yang enak setelah ini!" ucap Huang yang tak bisa marah setelah disiram kopi dingin itu dan justru berniat ingin menggantinya.
Tanpa menunggu, Huang segera menarik Yu An yang berpenampilan berantakan itu keluar dari ruangannya dan menariknya masuk kedalam mobil milik Cheng Fen dimana Huang sendiri bukan hanya seorang penata rambut pribadinya, namun ia juga supir dan asisten pribadi Cheng Fen kemanapun ia pergi. Apapun ia lakukan demi uang!, walaupun setiap hari ia harus mulai terbiasa dengan sikap dingin Huang yang membuat dirinya membeku setiap saat ditatap tajam ataupun mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya.
"lima belas menit!, lima belas kali!" ucap Cheng Fen pada Huang dan ia pun segera melakukan push up sebanyak lima belas kali dimana ia telat sebanyak waktu itu. Huang tidak ingin membayangkan bagaimana jadinya jika ia telat berjam-jam, ia pasti sudah memiliki tubuh yang sama atletisnya dengan Cheng Fen jika itu terjadi!.
"Baiklah nona Xiao Yu An. Jelaskan bagian ini dan perbaiki beberapa yang telah ku tandai agar lebih jelas lagi…" jelas Cheng Fen pada Yu An yang hanya menatap horror ke arah Cheng Fen dengan mata pandanya itu karena kurang tidur.
"Mana kopinya?" ucap Yu An yang entah ia bicara pada siapa, namun yang pasti ia menagih apa yang sudah dijanjikan seseorang padanya yang ingin memberikannya kopi.
Huang yang sudah selesai segera memberikan kopi kaleng dingin pada Yu An yang telah ia beli sebelum keluar tadi.
"Ini kopinya. Selamat berjuang nona Yu An…" bisik Huang yang menyemangati Yu An.
Yu An segera mengambil kopi itu an membukanya.
"Maaf jika sudah mengganggu tid-ur…"
Gyurrr!
"Xiao Yu An!. Kau panda sial!" tukas Cheng Fen yang bernasib sama dengan Huang yang di pagi hari sudah mendapatkan sambutan dingin sebuah kopi.
"Selamat menikmati kopimu beruang!. Maaf jika tidak ada madu!."
Pertarungan panda dan beruang pun segera dimulai!.