Chereads / Krisan dan Seruni / Chapter 2 - KDS 2 : Keluar Sejenak

Chapter 2 - KDS 2 : Keluar Sejenak

Ketukan sepasang sepatu heels itu berpijak pada lantai marmer basement VIP. Krisan selalu berjalan elegan di manapun dan kapanpun ia berada. Mau memakai alas kaki apapun, cara jalannya memang sudah aduhai seperti itu.

Gadis itu sudah memakai setelan baju dress selutut warna abu muda, blezer warna serupa namun terdapat sentuhan gliter yang membuat blezer itu sedikit mencolok. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai tak beraturan begitu saja, namun tidak memudarkan kecantikannya.

Dua kakinya memakai sepatu heels warna hitam. Dan ia juga membawa pich kecik warna hitam yang elegan.

Setelah memencet tombol dari kunci mobil, ia langsung masuk begitu saja ke mobil Lambornya yang selalu ia bawa ke manapun. Lamborghini Aventador warna putih itu terlihat sangat cocok untuknya.

Dan di detik berikutnya, Krisan langsung melesat cepat meninggalkan gedung hotel mewah itu menggunakan mobil tersebut.

Kali ini ia sedang berada di kota wisata, yaitu Yogyakarta. Dan tentu saja Krisan tidak tahu dan tidak hafal seluruh jalanan di kota itu.

Namun tentu saja di jaman sekarang ini tidak perlu merasa tersesat. Krisan sudah menyalakan maps mobilnya dan menuju ke titik destinasi yang ia inginkan. Padahal Krisan menuju ke sana hanya karena penasaran bagaimana tempatnya. Karena kebanyakan teman modelnya kalau sedang pemotretan di Jogja, pasti mampir juga ke dua tempat itu.

Perutnya lapar, jadi Krisan menuju ke tempat pertama yang membuat ia penasaran.

Blanco Coffee and Books. Sebuah cafe yang tidak terlalu luas di sana. Memiliki rating 4,5. Krisan memarkirkan mobilnya berjajar dengan beberapa mobil yang lain. Lahan parkir lumayan terjamin juga.

Gadis itu melepas kacamata hitamnya ketika keluar dari mobil. Ada pelanggan kafe yang duduk di bagian teras, jadi mereka langsung menatap Krisan yang baru saja keluar dari mobil.

Gaya pakaian Krisan memang sangat mencolok di hari yang masih sore ini. Apalagi outfitnya memang tidak seharusnya ia pakai untuk sekedar makan sebentar di kafe. Tapi Krisan sangat cuek dengan tatapan dan reaksi orang di sekitarnya. Baginya, ia dan mereka itu tidak saling kenal. Jadi Krisan masa bodoh saja ditatap seperti itu dan ia sudah menebak bahwa gaya pakaiannya juga langsung dikomentari oleh beberapa pelanggan yang makan.

Setelah memesan, Krisan memilih duduk di kursi kafe yang ada di lantai dua. Meskipun ia tipe orang yang cuek, namun ia suka berbaur dengan orang lain.

Ia memilih duduk di deretan kursi yang menghadap ke balkon. Menampilkan pemandangan standart berupa jalanan yang dilewati para pengendara bermotor. Dan kebetulan sekali deretan kursi itu kosong. Krisan merasa nyaman berada di situ.

Tak lama pesanannya pun datang. Gadis itu memesan secangkir Coffee Latte, Mac and Cheese, dan Nachos.

Ya. Hanya tiga menu itu saja. Sebagai seorang model, Krisan cukup ketat menjaga bentuk tubuhnya. Maka dari itu sekarang ia tidak memilih makanan berat, namun hanya ingin mengemil saja dan minuman berkafein.

Sama seperti perempuan kebanyakan, Krisan menata menu yang ia pesan kemudian difoto dulu sebelum mengonsumsinya. Lalu ia posting sebagai status instagramnya, namun ia tidak memberi tag pada lokasi di mana ia berada.

Krisan cukup anteng menikmati dua makanan itu. Sorot matanya terlihat sendu sambil menatap jalanan tempat orang berlalu-lalang.

Beberapa macam bau juga mampu ia rasakan di hidungnya. Ada bau masakan lain yang sepertinya mengandung banyak rempah, sesekali juga ada bau parfum pramusaji yang lewat di belakangnya, juga ada beberapa bau minuman soda yang mampu ia hirup dengan samar.

Di bagian teras kafe, Krisan mampu melihat dari tempat duduknya. Ada sepasang suami istri yang makan bersama anak balita mereka yang duduk di kursi bayi. Sang ibu menyuapi anak perempuannya dengan sabar.

Balita itu berwajah imut, dua mata bulat, rambut hitam yang subur dan sedikit panjang, lalu dua pipinya yang gembul. Senyum Krisan sedikit tertarik melihat balita itu. Dan balita itu lebih banyak menatap ibunya dari pada sang ayah.

Ibu. Krisan tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dekat dengan Ibu. Masa kecilnya tak terlalu indah, karena ia besar dari didikan sang Ayah.

Bahkan selama ini Krisan juga tidak pernah merasakan batinnya tertaut dengan Ibunya. Ia juga tidak pernah bermimpi wajah ibunya. Hidup dengan sang Ayah, membuat Krisan katam dengan jenis kehidupan serba berani dan bebas. Karena Ayahnya tidak pernah melarang ini-itu. Ayahnya selalu membiarkan dirinya mencoba banyak hal baru dan tidak terlalu dikekang.

Krisan ingin tahu bagaimana rasanya diomeli sekaligus diperhatikan. Ia juga ingin tahu bagaimana rasanya dilarang pergi ke sana atau ke sini karena dikhawatirkan ada bahaya. Ia ingin merasakan bagaimana dirawat Ibu.

Di samping itu, ia menyimpan sebuah foto pernikahan jaman dulu antara Ayah dan Ibunya. Hanya satu foto itu saja yang sampai sekarang ia miliki. Dan foto itu selalu ia pergi ke manapun. Ia menyimpan foto itu di dompetnya.

Detik jarum jam bergerak dan terus berputar.

Sudah pukul tujuh malam. Gadis itu berdiri dari duduknya dan bergegas meninggalkan kafe setelah membayar billsnya.

Lambornya melaju cepat menuju sebuah club malam yang baru saja dibuka. Club malam yang berada di Jogja dengan rating 4,4. Krisan memang sangat random dalam memilih club malam ketika berada di kota lain. Yang penting ia hanya mencoba datang saja.

Sorot lampu berwarna kebiruan dan keunguan itu rasanya mengganggu di mata. Suara musik dj juga sudah terdengar di kedua telinga Krisan.

Bau minuman soda, bir, dan alkohol itu menyatu berbaur dengan wangi parfum dan wangi ruangan. Krisan langsung duduk menghadap ke meja bartender.

"Segelas vodka." Ujar Krisan begitu saja ketika ada seorang bartender menghadapnya.

Bartender itu mengangguk dan langsung menuangkan segelas vodka untuk Krisan. Tak lupa ada irisan lemon tipis yang ditancapkan ke tepi gelas. Ada beberapa kotak es batu juga yang dimasukkan ke dalam segelas vodka itu.

Segelas vodka itu kecil. Dan Krisan meminumnya hanya sekali teguk saja.

"Di mana ruang VIP nya?" Tanya Krisan.

Bartender itu dengan sigap tersenyum dan keluar dari zonanya. "Apakah anda menginginkan saya mengantar ke sana?" Tawarnya.

"Hm, tentu saja."

Krisan mengikuti kedua langkah kaki bartender itu. Mereka menuju ke lantai dua. Lalu bartender itu membuka sebuah ruangan elite yang nyaman. Tersedia karoke, televisi, sofa-sofa empuk, dan meja kaca yang panjang.

Tentu saja pendingin ruangan itu terasa nyaman dengan disertai pengharum ruangan yang soft.

Di tengah meja kaca sudah terdapat beberapa botol minuman jenis wine berkelas dan gelas-gelas burgundy. Ada beberapa botol bir juga dan gelas tabung memanjang.

"Silakan masuk, nona."

"Bisakah aku mendapatkan semangkuk es batu?" Tanya Krisan.

"Tentu saja. Setelah ini aku akan mengantarkannya untukmu. Ada lagi yang ingin dipesan?"

"Aku juga ingin semangkuk buah-buahan dan sudah dipotong. Itu saja." Kata Krisan.

Bartender itu mengangguk paham. "Baik. Silakan ditunggu." Ucapnya ramah dan menutup pintu ruangan VIP tersebut.

*****