Setya tak mengerti mengapa hari ini dia rasa Naja selalu menghindari dirinya. Seperti sekarang ini, saat Setya baru saja mengisi sebuah soal matematika di papan tulis. Seraya menunggu guru mengoreksi jawabannya, diam-diam Setya mencuri-curi pandang ke arah Naja. Namun, Naja seakan enggan membalas tatapannya tersebut.
"Jawaban kamu benar semua. Sekarang kamu boleh kembali duduk di bangku kamu," ucap Pak Guntur—guru yang mengajar.
Setya mengangguk. "Terima kasih, Pak." Dia melangkah menuju bangkunya. Kala melewati bangku Naja—tanpa disadari yang lain—dia menjatuhkan secarik kertas di paha gadis itu seraya fokus melangkah ke depan.
Mata Naja sontak langsung membeliak. Karena melihat Milhan tengah fokus memperhatikan penjelasan dari Pak Guntur, dia pun diam-diam membaca isi surat dari Setya di bawah meja.
'Gue pengen ngomong sesuatu sama lo, Ja. Istirahat nanti gue tunggu di belakang sekolah.'