Zalina menutup mulutnya yang tiba-tiba tersenyum sendiri, dia menahan malu saat melihat ranjang yang tertutup dengan seprai putih dan selimut berwarna hitam. Zalina masih bisa merasakan tangan Bian yang lembut saat menyentuh tubuhnya. Bibir Bian yang manis juga seperti masih terasa menempel di bibirnya. Ini akan menjadi pengalaman pertama yang tidak akan terlupa.
Tapi kemudian dia teringat kembali. "Di mana tas itu?" kata Zalina pelan.
Zalina masih belum bisa menemukan tas merek Dior, hadiah ulang tahun ke dua puluh satu tahun dari ibunya itu, sampai sekarang.
Ah ... dia mulai ingat. Tas itu tidak pernah masuk ke dalam kamar, bahkan Zalina tidak menapakkan kakinya sendiri untuk memasuki kamar ini semalam.
"Aku tahu!" kata Zalina girang. "Tas itu ada di ruang makan" Zalina menepuk kedua tangannya, merasa sangat bangga seakan telah berhasil memecahkan kasus yang berat. "Benar, ada di ruang makan. Ada di dapur!" Zalina mengulang lagi kalimatnya, memastikan ingatannya.