Keesokan harinya Kenzo terbangun, ia mengerjapkan mata perlahan-lahan. Sial! Ia ketiduran di meja kerjanya, lantas ia bangun dan berjalan ke ujung ruangan. Tangannya memencet sebuah tombol yang ada di tembok, seketika korden terbuka dengan sendirinya.
Matanya menyipit tak kala cahaya matahari mencoba menerobos masuk melewati kaca. Ia menaruh tangannya di saku celananya, mulutnya tertutup rapat melihat ke depan. Tiba-tiba ada salah satu bawahannya datang dengan membawa secangkir teh hangat. Ia menerima teh itu dan menyuruh dia segera pergi.
"Kapan kau akan kembali ke Desa?"
Saat asik menyeruput teh, Kenzo dikejutkan dengan suara itu. Tak ada niat untuk menoleh karena sebentar lagi orang itu akan berdiri di sebelahnya. Benar saja jika orang itu sudah berada di sampingnya, siapa lagi kalau bukan Vito.
"Urusan nanti," jawab Kenzo cukup lama.
"Kau akan melakukan apa di sini?" tanya Vito sedikit ingin tahu.
