Bab 97.
Setelah Mama duduk, satu persatu kami sungkeman, "Maa ... mohon di maafkan segala kesalahan baik sengaja atau pun tak sengaja. Semoga Mama tetap sehat terus bisa bersama kumpul seperti ini lagi, Aamiin," ucapku.
"Sama-sama Mey! Mama juga mohon maaf jika selama ini selalu merepotkan kalian. Semoga kita semua tetap sehat seperti sekarang ini, Aamiin," balas Mama sambil mengusap kepalaku yang mengenakan hijab.
Setelah itu aku dan suami yang duduk, giliran anak-anak, dan juga Kiki adikku yang gantian sungkeman ke kami. Suasana ini tampak mengharukan sekali. Sayangnya belum lengkap karena Papa sedang keluar rumah.
Kiki coba menelfon Papa, untuk menanyakan di mana posisi mereka. Dua kali di telfon, tapi belum di angkatnya. Kok aku jadi khawatir, padahal ATM tak begitu jauh dari sini.
Tak lama terdengar suara dari seberang telfon, tapi yang angkat keponakannya. Loh Papanya mana?
["Ozi ... Om Gunawan mana, kok kamu yang angkat telfon?"] tanya Kiki.