Bab 87.
Semalam aku tidur nyenyak sekali, seperti orang pingsan. Terbangun karena mendengar suara kicauan burung saling bersahutan di samping kamar villa ini. Tanganku meraba ke sebelah selimut, Mas Harry sudah tak ada. Terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi, ternyata suamiku sudah lebih dulu bangun. Seraya bangkit dari ranjang, aku duduk dan merapikan rambut yang berantakan, menggelungnya, menyematkan penjepit rambut berwarna pink paforitku.
"Mas ...!" panggilku.
"Ya ...!" sahutnya dari dalam kamar mandi.
"Buka pintunya dong! Aku kebelet nih!"
"Sebentarrr ...," teriaknya.
Kreeek ....
Pintu kamar mandi terbuka sedikit, kepala Mas Harry menyembul dari balik pintu.
"Masuklah! Untung Mas baru selesai BAB," jelasnya.
"Mey, hanya mau pipis aja, kok!" sahutku.
"Ohh ... kirain BAB nya mau boncengan di kloset sama Mas," ledeknya.
"Ihhh ... apaan sih, jorok tau," omelku.