Bab 73.
Baru aja mau pejamkan mata, ku dengar suara ramai seperti gaduh di lantai bawah. Seingatku hari masih pukul sebelas, kok mereka seperti orang sedang beberes gitu.
Aku penasaran dong, hape yang tergeletak di samping meja langsung ku raih. Langsung ku telfon Melly. Lohh, kok gak di angkat lalu ku telfon ke nomor Mas Harry. Ehh, hapenya ada di dekat meja tivi.
Karena di telfon atau di chat tak satu orang pun yang angkat dan balas chat aku, dengan susah payah ku coba duduk di tepi ranjang. Keringat mulai bercucuran membasahi baju yang ku pakai. Sandal sudah terpasang di kaki, perlahan aku turun dari ranjang, lalu keluar kamar, aku coba memanggil Mama.
"Maamaaa ..." teriakku. Belum ada sahutan.
"Melly ... Mas Harry ... Monaa ... Reyy!" semua nama ku sebut kok gak ada yang menyahut.