Bab 67.
Begitu pintu rumah terbuka, beby Za keluar dan berlari ke arahku lalu minta gendong. Duhh ... beby satu ini manjanya gak hilang, udah mau sekolah TK, tubuhnya pun mulai berat. Di kiranya Bunda ini sama seperti si Papa yang kuat dan tahan menggendongnya.
"Ehh, Bundanya puasa, jangan gendong terus dong, dek!" kata Mona.
"Iya, nih! Manja-nya gak hilang padahal udah mau sekolah TK!" celetuk Rey.
"Yee ... biarinnn, gak boleh protess," kali ini Mas Harry yang nyahut.
"Hee ... hee, malu dong, gendong terus, Nak!" sahutku sambil memangku beby Za.
"Nanti kalau udah sekolah, gak boleh gendong lagi! Entar nampak Bu guru dan teman sekolah, kamu di ejek loo," sindir Rey.
"Biarin ... nanti Za minta gendong sekalian sama Bu gurunya!" ia nyeletuk dengan wajah polosnya.
"Haa ... haa, dasar bocil, gemess dehh!" teriak Rey sambil mencubit pipi adiknya.
Memang belum ngerti benar beby Za ini, apa yang kita bilang. Di ingatkan malah membuat kita sedikit emosi dan gemass.
