Bab 201.
Tak lama aku dan suami berpamitan pada Papa dan Mama. Ternyata benar kata Mas Harry soal mimpiku, Bahwa semua yang di takutkan tak terbukti. Tapi mimpi itu se-olah nyata. Ahh ... aku tak mau mengingat itu lagi.
Saat keluar dari komplek perumahan, kami berpapasan dengan kiki, adikku. Ia baru saja pulang dari butik karena menggantikan Papa. Mas Harry membunyikan klakson, begitu juga Kiki, ia melakukan hal yang sama.
Setelah bertegur sapa, kami lanjutkan
kembali jalan menuju rumah masing-masing. Setelah melihat kondisi Papah, hatiku sangat senang dan lega karena Papa sudah bisa tersenyum lagi seperti kemarin.
"Mas, waktu membeli obat herbal itu, di jelaskan dulu jenis penyakitnya, ya?" tanyaku.
"Mas bilang aja sesuai hasil ronsen Papa yang kemarin, Ibu penjual obat itu langsung paham obat apa yang harus di minum!" jelasnya.