Bab 197.
Dewi terdiam, sepertinya ia mencerna semua ucapanku. Melihat anaknya bermain dengan riang, hilang rasa lelahnya setelah pulang bekerja seharian. Biasanya kalau di kost-an anaknya hanya bermain sendiri, tak ada anak seusianya.
Pernah beberapa kali si Putri, (anak Dewi) bermain di halaman kost-an bersama anak tetangga. Awalnya tak ada masalah, tapi suatu hari teman Putri bertanya tentang Papanya. Dengan polos ia menjawab, tak punya Papa sejak lahir.
Mulai dari itu, temannya tak mau bermain lagi dengannya. Lalu Putri menceritakan kejadian ini pada Dewi. Dengan mata berkaca-kaca sambil menerawang kosong ke atas langit kamar, Dengan berat hati Dewi menjelaskan kalau Papanya sudah tiada.
Ia berkata seperti itu, agar di kemudian hari jika orang bertanya, Putri bisa menjelaskan. Setiap anaknya bertanya, Dewi selalu alihkan pembicaraan. Hatinya terasa perih kalau ingat perjuangan melahirkannya. Hingga kini, ia masih trauma untuk menikah lagi.