Bab 178.
Derrtt ... derrtt ...
Hapeku bergetar di dalam tas jinjing, begitu lihat ke layar hape, ada pesan dari adikku Kiki. Ia memberitahukan kalau Papa sudah tiga hari sakit. Sudah di bawa ke klinik tapi kondisinya semakin lemah.
Pukul empat sore, aku dan Mas Harry berangkat ke rumah Papa. Butuh waktu setengah jam untuk sampai ke perumahan orangtuaku yang terletak di pinggiran kota. Mobil mulai memasuki kawasan komplek, baru berapa lama tak ke sini, sudah ada toko baru yang menjual kebutuhan sehari-hari tepatnya di rumah komplek bagian depan.
Tak perlu lagi repot ke pasar, semua sudah tersedia di toko tadi. Mulai dari sayuran, ikan, ayam dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Sore begini banyak orang belanja, memasak untuk besok pagi. Sangkin asiknya melamun, mobil kami sudah sampai di depan rumah orangtuaku.
Mas Harry membunyikan klakson, tak lama muncul Kiki membukakan pintu pagar. Ia mencium punggung tangan kami berdua.
"Bagaimana keadaaan Papa, Kii?" tanyaku.