Bab 125
Waiters itu pergi meninggalkan kami, tapi ada sesuatu yang membuatku teringat seseorang. Coba ku tanya ke Mas Harry, ia merasa kenal gak dengan waiters wanita tadi. Memang pakai masker, tapi sepertinya aku tanda dengan suaranya.
"Mas ... masih ingat gak dengan suara waiters tadi?" bisikku.
"Memangnya kamu kenal?" tanya suamiku.
"Sepertinya aku kenal suaranya!" sahutku.
"Yuk, makan dulu, nanti ceritanya!"
Aku lanjutkan makan yang tertunda, sedang menikmati hidangan berbuka puasa, waiters tadi lewat membawa pesanan untuk tamu di sebelah kami. Mas Harry memperhatikan gadis waiters itu dengan teliti.
Dahinya berkerut lalu menatapku, sepertinya ia mengingat sesuatu. Lalu berbisik ke telinga.
"Mey ... sepertinya gadis waiters itu si Widia, yang ngutil di butik kamu kemarin itu!"
"Oh-iyaaa, aku baru ingat! Tapi apa benar dia, soalnya kan pakai masker!" cecarku.
"Sepertinya sih iya, aku kenal suaranya!"
"Kamu benar, Mas! Aku juga tanda dengan suaranya!" kataku.