Akhirnya ia memberanikan diri berjalan dan akhirnya menjatuhkan tubuh nya di samping Smith.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Smith.
Adeline menggeleng, kemudian mengangguk! I sangat terkesima oleh ketampanan lelaki di depannya, padahal selama ini ia bersikap biasa-biasa saja.
"Hei, jawab yang benar"
"Aku tidak apa-apa" lirih Adeline.
"Aku akan menyiapkan penjaga untukmu, aku tidak mau valon istriku berada dalam wilayah berbahaya karena aku"
"Calon istri?"
"Ya kamu memang calon istriku" jelas Smith.
"Kontrak!'' ucap Adeline polos begitu saja.
" Bagaimana pun aku tidak ingin kamu berada dalam berbahaya karena aku"
Adeline mengangguk. "Apakah aku bisa menanyakan sesuatu, hal yang sedikit sensitif tapi kamu bisa menjawab nya atau tidak itu terserah kamu"
"Okay, no problem"
"Apakah kamu seorang guy?"
Smith mengerutkan keningnya.
"Kenapa kamu bertanya begitu?"
"Aku hanya penasaran, tapi kami tak perlu menjawab nya"
"Apakah karena berita-berita konyol itu?"
Adeline terdiam karena merasa tidak enak telah terlalu berani menanyakan halal seperti itu.
"Aku lelaki yang menyukai wanita, aku juga menyukai perempuan seperti lelaki kebanyakan tentu saja kamu tak perlu khawatir mungkin tipe ku sangat jauh berbeda denganmu"
"Ah, tipe ku juga sangat bertolak belakang denganmu" Adeline membela diri.
"Apakah kamu merasa kamu sangat cantik?"
"Tentu saja, apakah kamu pikir hanya kamu lelaki yang tampan di dunia ini?" nada suara Adeline menjadi lebih tinggi.
"Berarti kamu mengakui bahwa aku tampan?" Smith menjadikan ucapan Adeline sebagai bumerang.
Gadis itu meremas ujung kursi, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menapaki anak tangga untuk turun ke lantai satu setelah membuang muka pada Smith.
Adeline tampak kesal begitu saja, melihat itu Smith mengejar Adeline untuk mempertanyakan apa yang salah namun gadis itu sedikit berlari sehingga langsung masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu.
Smith mengetuk pintu kamar dengan wajah kebingungan. "Adeline, Hei kenapa kambuh marah, apakah kah membuat kesalahan coba jelaskan apa salah ku? aku harus tahu agar aku tidak mengatakan hal seperti itu lagi" Smith menjelaskan kebingungan nya di depan pintu kamar gadis itu, yang secara tidak langsung di lihat oleh para asisten rumah tangganya.
"Tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?" Sofia menghampiri Smith menanyakan kebingungan Tuan Muda nya.
Smith merasa canggung karena sikapnya sekarang. "Ah tidak apa-apa, calon istriku sedang badmood mungkin dia sedikit sedang kesal sekarang jadi dia marah-marah" jelas Smith, kemudian berlalu meninggalkan Sofia.
Baru saja satu kakinya menapaki anak tangga untuk naik ke lantai dua, Smith langsung menoleh. "Hei, Adeline sedang dalam keadaan sedih jadi tolong berikan makanan manis untuk sedikit membantu mengembalikan moodnya! Tolong perhatikan makanan nya juga, jangan sampai dia tidak makan" ujar Smith dan kembali ke lantai atas.
Sofia meremas baju yang dikenakan nya, mendengar Smith sangat memperhatikan Adeline.
Beda dari yang lain, asisten rumah tangga nya yang kain lebih senang dan mulai bergosip tentang kelakuan manis Tuan mudanya.
Keesokan pagi Adeline keluar dari kamar, ia sudah rapih dan memilih sendiri baju di kamarnya.
Ia berjalan ke arah meja makan, Smith sudah duduk di sana.
"Pagi!" sapa Adeline.
"Pagi nona muda, kenalkan ini james dia akan menjaga mu di kampus mulai sekarang" ucap Smith sembari sarapan, ia memperkenalkan lelaki yang berdiri di samping kanan nya.
"Apakah ini harus?" Adeline merasa ini sedikit berlebihan.
"Apakah kamu ingin 2 atau 3 pengawal lagi?"
"Aku bahkan tak memerlukan nya walau satu"
"Kamu dengar James, Adeline tidak ingin pengawal jadi kamu saya pecat" dengan enteng Smith mengatakan hal seperti itu.
"Smith, jangan seperti itu"
"Kenapa?"
"Kamu memecatnya?"
"Kamu tak membutuhkan nya bukan?"
Adeline mendengus kesal karena calon suaminya itu. "Baiklah aku akan memerlukan pengawal kalau begitu" Lirih Adeline dan melanjutkan sarapan nya.
Adeline berangkat bersama supir dan pengawal nya. Ia tidak lupa pamit ketika pergi keluar rumah bersamaan dengan Smith.
Di kampus semua pasang mata tertuju pada lelaki yang memakai jas hitam lengkap di samping Adeline, mereka bisa mengetahui bahwa lelaki itu bekerja di perusahaan jasa keamanan yang terkenal! Mereka semakin percaya bahwa Smith tak bercanda menyukai Adeline sehingga memberikan pasilitas seperti ini.
Hari ini ia terdiam bahkan kedua temannya yaitu Claire dan Clark tidak duduk di dekatnya karena Smith menelpon pihak kampus agar tidak ada yang mendekati Adeline, hal itu malah membuat gadis itu kesepian semetara lelaki bernama James itu sangat ketat menjaganya bahkan ketika Adeline memasuki kamar mandi! James akan memeriksa dan mengosongkan kamar mandi khusus wanita dan membiarkan Adeline menggunakan nya sendirian.
Jam pulang Adeline bertemu dengan Jhon, namun James mengira Jhon adalah orang yang jahat ia berusaha melindungi Adeline dan menahan Jhon mendekati nya.
"Hei, dia adikku tidak apa-apa!" jelas Adeline, mendengar itu James pun mengerti.
Dua bersaudara itu duduk di taman, Adeline meminta James menjaganya dari kejauhan.
"Kak, apa yang terjadi mengapa foto mu ada di mana-mana di sosial media dan yang pulang parah kamu dilempari tomat dan telur"
Adeline sangat takut Jhon akan marah, ia tidak ingin kehilangan kesempatan ini karena ia sangat membutuhkan uang agar Jhon bisa tetap berkuliah dan hidup nyaman.
"Are you okay?" tanya Jhon lagi.
"Yeah, im okay very okay, please Jhon no problem" Adeline meyakinkan.
"Apa yang terjadi jika kamu dalam bahaya, apakah lelaki itu sangat berkuasa sehingga kamu ada dalam target bahaya seperti ini?"
Adeline kini menarik nafas dan mengeluarkan nya terlihat berat. "Kamu lihat pria itu?" Adeline menaikan alisnya mengarah kan matanya pada James yang dengan tubuh tegap menatap ke arah mereka.
"Siapa dia?" Jhon penasaran sedari tadi.
"Smith memberikan pengawal pribadi untukku, dia bilang agar aku lebih aman kamu lihat calon suamiku sangat menyukaiku jadi jangan khawatir"
"Pengawal pribadi, untuk ke kampus?" Jhon seakan tak percaya bahwa pria yang akan di nikah kakaknya memiliki eksistensi seperti ini.
"Ya dia sangat tampan dan romantis"
"Aku harus bertemu dengannya kapan kamu akan mempertemukan kita?"
"Sesegera mungkin, aku akan membawa nya menemui mu sebelum pernikahan"
Adeline mengeluarkan kata-kata tanpa menyaring nya karena tidak ingin Jhon curiga, Adik lelakinya itu memang sangat posesif sekali.
"Nona, kita harus segera pulang karena tuan Smith meminta saya mengantarkan anda kembali di jam yang sudah di tentukan" James tiba-tiba berbicara tepat di belakang tubuh Adeline.
"Ah, calon suamimu sangat teladan" lirih Jhon pada Kakaknya.
Adeline berharap adiknya tidak memikirkan apapun. "Jhon, aku harus pulang karena aku akan sibuk menata untuk acara pernikahan ku dan yang lainnya"
Jhon mengangguk mereka berdiri dan melepaskan pelukan kerinduan antar saudara.
Sesampainya di rumah Adeline menunggu kedatangan Smith untuk merubah peraturan tentang pengawal pribadinya itu, namun jam sudah menunjukkan pukul 10 malam Smith tidak kunjung pulang.
Sampai tepat jam 11 malam, pintu terbuka dan Smith muncul dari sana. Adeline sangat terkejut melihat apa yang terjadi.