Wasiat di buat, ini sudah keputusan bulat.
Surat pernyataan pak Pratama sudah di tandatangani, dan 30 persen saham perusahaan adalah milik Khaira. Walau ia bahkan tidak tau rupa cucunya itu akan seperti apa setelah 7 tahun.
Pak Pratama diam-diam menyewa mata-mata untuk mencari tahu keberadaan Kania, ia mengharapkan gadis itu untuk menemui cucu perempuannya.
Namun setalah 7 tahun pun masih sangat susah dan janggal.
Akhirnya Dimas membawa pacarnya ke rumah, ia melihat Kania yang keteteran dan harus menemani Khaira belajar.
Gadis kecil itu masuk ke ruang tamu, dan menanyakan bagaimana cara mengerjakan pekerjaan rumah mya yang ia rasa sulit, ia harus mengumpulkannya besok di sekolah.
Perempuan yang dibawa Dimas tampak antusias membantu Khaira mengerjakan tugas sekolahnya.
Kania tenang meninggalkan khaira, Dimas memang sudah biasa dan bisa di andalkan.